Selasa, 21 Desember 2010

[FanFiction] Friendship, Love and Destiny Part 3



Ini dia, Friendship, Love and Destiny Part 3
Cerita sebelumnya :
Junsu telah pindah ke Jeju bersama Changmin. Kini, setiap bulan, Nicole selalu mengiriminya surat. Junsu belum mengetahui penyakit Nicole. 
Sementara di Seoul, Yunho yang ingin membuat Nicole melupakan sejenak tentang penyakitnya, mengajak Nicole serta Yoochun dan Jaejoong ke Lotte World. Tapi, saat di Lotte World, Nicole pingsan dan langsung dibawa ke RS. Akankah rahasia tentang penyakit Nicole terbongkar oleh Jaejoong dan Yoochun? Dan bagaimanakah kelanjutan nasib Nicole? Ini dia...
Author : uno_wa
Genre : Friendship, Romance
Cast : Junsu, Yunho, Nicole, Jaejoong, Yoochun, Changmin, Ah Ra, dan Hee Chul

“Ada apa ini?” Dokter keluar bersama suster. Yunho bernafas lega, karena Jaejoong mau melepas cengkraman dari bajunya. Jaejoong langsung mendekati Dokter. “Dok, ada apa dengan Nicole?”.
                “Nicole menderita penyakit kanker otak stadium 2. Apakah dia selama ini tidak mengeluh pada kalian tentang kepalanya yang sering pusing?”, Dokter memandang satu persatu wajah 3 pemuda itu. Yunho menundukkan kepalanya. Jaejoong dan Yoochun merasa tak percaya, dengan apa yang mereka dengar. “Ehmm.. kami akan memindahkannya ke kamar pasien terlebih dahulu. Tolong jangan ribut, karena akan mengganggu pasien.”
^^^^^^^^
                Nicole’s POV
“Nicole.. Kau mau kemana?” Suara lembut itu, memanggilku. “Aku ingin pergi”, aku melangkahkan kakiku ke tempat yang lebih gelap. “Jangan Nicole.. jangan.. aku masih memerlukanmu”, suara lembut junsu itu, membuatku menghentikan langkahku. Aku membalikkan badanku, dan berkata, “kenapa jangan? Aku hanya pergi sebentar.”. Lalu perlahan-lahan, muncul cahaya di balik badan junsu. “Nicole.. bangunlah… “, Junsu mengulurkan tangannya padaku. Bangun?
                Akhirnya, aku menyambut tangan Junsu, dan berjalan bersamanya menuju cahaya putih itu.
“Nicole.. kau sudah sadar?”, aku mendengar suara yang sangat aku kenal. Yunho oppa. Aku membuka mataku, “Junsu mana?”
                “Junsu?” Yunho oppa tampak kebingungan. “Dia masih ada di Jeju.”
Aku melihat disekelilingku ada Yoochun oppa, Jaejoong oppa, dan Yunho oppa. Tak ada Junsu dan Changmin.
                “Nicole… sebenarnya kau terkena penyakit kanker otak stadium 2. Auuhh.. aduh..” Yoochun oppa melompat-lompat sambil memegang kaki kanan nya. “Diam..” Jaejoong oppa membisikkannya pada Yoochun oppa, padahal aku masih mendengarnya. “Aku sudah tau..” aku tersenyum.
                Jaejoong oppa tampak terheran-heran, “Bagaimana kau bisa tau?”
Aku menatap Yunho oppa, “aku sudah memeriksanya bersama Yunho oppa.”
                Jaejoong oppa melotot ke arah Yunho oppa. Tampaknya ia marah pada Yunho oppa, karena tak diberi tahu. “Aku sengaja menyuruh yunho oppa supaya nggak bilang sama kalian. Aku gak mau buat kalian cemas. Tapi, ternyata sekarang semuanya sudah tau.”
Aku lihat ekspresi kekecewaan dari Yoochun oppa,dan Jaejoong oppa. “Nicole, untuk apa kau sembunyikan dari kami? Kami akan lebih kecewa, kalau kau tidak memberi tahu tentang penyakitmu ini. Kau sudah kami anggap sebagai adik kami. Jadi bersikap jujurlah.”, kata-kata Yoochun oppa membuatku terharu. Ternyata mereka selama ini, peduli padaku meskipun aku sering dijahili oleh mereka. Aku tak kuasa menahan air mata, saat Yoochun oppa, membelai rambutku. Rasanya seperti memiliki oppa kandung.
                “Jangan nangis dong, uri dongsaeng… “ Yoochun oppa tersenyum padaku, dan memberikan tissue. Aku mengambil beberapa tissue dan mengelap air mataku. Aku masih sedikit terisak-isak, “Oppa.. jangan beritahu eomma dan appa ya? Jangan beritahu Junsu, Changmin dan Ah Ra ya?”
                “Bagaimana bisa kami tak memberi tahu mereka tentang penyakitmu ini?! Ini sudah stadium 2, Nicole…”, Jaejoong oppa sedikit kesal denganku.
                Aku tersenyum untuk menenangkan Jaejoong oppa. “Oppa… sudah cukup kalian yang tau, kalau aku menderita kanker. Aku tak mau menambah beban mereka. Aku akan mengikuti apapun yang kalian perintahkan. Mau berobat kemanapun, akan ku ikuti. Tapi satu yang aku minta, jangan beritahukan mereka, ya?”
                Jaejoong oppa tampaknya hanya pasrah mendengarku bicara seperti ini. Biarlah…

September 2006

                Junsu… annyeong…
Aku sedih karena kau tak jadi sekolah di Seoul L. Padahal aku sudah menunggumu loh… Gwaenchanayo.. aku tetap akan menunggumu sampai kau datang ke Seoul. Tapi, kalau kau tak datang juga ke Seoul, aku yang akan datang ke Jeju. Setuju?
                Bilang pada changmin, aku sangat rindu padanya. Kata Ah Ra, changmin sekarang ada di Amerika ya? Wah.. asyik ya… aku dulu sangat ingin ke sana. Tapi, mungkin sekarang aku sudah tak bisa ke sana lagi. Kau dengan Ah Ra sudah pacaran ya? Cieehh…
                Junsu ya, kalau aku pergi, apakah kau akan sedih?
Nicole

                “Kalau dia pergi, akankah aku sedih? Apa maksud kalimat itu?”, Junsu bergumam. “Ya! Junsu! Kau bicara apa sih?”, Tanya Heechul sambil menenggak minumannya. “Ah~ aniyo, hyung.”
                “Jangan bohong. Aku tadi mendengar kau bicara tentang pergi, pergi. Kau memikirkan yeoja chingumu ya?” heechul tersenyum menggoda. Junsu memikirkan kembali, apakah ia harus bercerita pada chingunya itu.
                “ani. Bukan yeojachinguku, hanya sahabat. Yah, hanya sahabat.”, Junsu melihat ke arah heechul. “Ya! Hyung! Mau dengar ceritaku nggak?”, heechul yang ternyata sejak tadi sibuk menghitung kelopak bunga. “Ne.. ne..” hee chul berusaha memperhatikan junsu. “Lanjutkan..”
                “Hyung, kau tau, dia menjadi beda beberapa bulan ini. Dia selalu mengirimi surat padaku, dan nomor handphonenya juga gak aktif. Aku tanya pada chinguku di Seoul untuk meminta nomornya, tapi mereka gak pernah ngasih. Lalu, baru tadi pagi, ia mengirimi ku surat. Tapi isinya aneh…”
                “surat berdarah?”, tanya heechul seenak jidatnya. “Aniyo, hyung. Bukan surat berdarah! Tapi isinya, dia nanya, gimana kalo dia pergi, apakah aku akan sedih”
                Heechul dengan gaya detektif-detektifannya, mulai berpikir, “Mmm… mungkin yang dia maksud, kalo dia pergi jalan-jalan ke luar negeri, apakah kau bakal sedih karena gak di ajak. Yaa… itu maksudnya…”
                Junsu mengangguk dengan polosnya, “Oh… itu toh, maksudnya…”
^^^^^^^^^^
                Keesokan harinya
“Hyung… hari ini aku akan ke Seoul.”, Junsu menelepon heechul, sambil mengemasi pakaiannya. “Ke Seoul? Kenapa nggak ngajak aku?”, suara manja heechul membuat junsu tersenyum geli. “Hahahaha.. hyung, gak bilang sih, mau ke Seoul. Mm… ya udah deh…. Babai…” KLIK!
^^^^^^^^^^
               

Di Seoul…
Jaejoong, Yoochun, Yunho, dan Nicole sedang duduk di sebuah kafe, dan Yoochun baru menerima telepon dari Junsu, “Ya! Katanya Junsu sekarang lagi dalam perjalanan ke Seoul… Asyik!”, Yoochun terlihat sangat gembira. Sedangkan Nicole, Yunho, dan Jaejoong malah kebalikannya. “Aduh… gimana nih? Masa’ aku keliatan pucat di depan Junsu nanti? Oppa…”, Nicole melihat wajahnya di cermin.
                Mata Nicole, terlihat lebam, sedangkan bibirnya kering dan pucat. “Kalo gitu, kau harus berdandan, hingga kau tampak sehat.” Yunho menarik Nicole keluar dari kafe, dan masuk ke dalam salon.
^^^^^^^^^^
                Junsu’s POV

                Akhirnya… sampai juga di Seoul… Aku melihat sekelilingku, “Tak ada yang berubah”. Aku harus memberitahu yang lain dulu.
To : Yoochun hyung
                Hyung… kau sekarang dimana?
Drrrtt.. drrrtt..
From : Yoochun hyung [0107654321]
                Aku sekarang di rumah Yunho hyung. Disini juga ada Nicole dan Jaejoong hyung. Memangnya kau sekarang dimana?
                Mereka ternyata masih berkumpul seperti dulu
To: Yoochun hyung
                Aku ada di namsan tower. Aku segera ke sana ya… Persiapkan makan malam untukku.. kekeke
Drrtt.. drrtt..
From : Yoochun hyung [0107654321]
                Ne…. makan malam untukmu sudah kami habiskan :p
Aku akhirnya pergi menuju rumah Yunho hyung.
Junsu’s POV end

^^^^^^^
                “Selamat datang Junsu…” semua berteriak menyambut kedatangan Junsu. Junsu tersenyum, kemudian melihat satu persatu wajah sahabat-sahabatnya.
                Yunho hyung, masih seperti dulu. Hanya saja kulitnya jadi sedikit hitam. Jaejoong hyung potongan rambutnya baru lagi! Yoochun hyung rambutnya dipotong pendek, dan kulitnya makin mulus. Dan Nicole, rambutnya sudah panjang, tidak seperti terakhir kali aku melihatnya. Dan nampaknya dia masih sehat. Nggak ada yang salah darinya?
                Batin Junsu
“Ya! Junsu! Kenapa bengong? Kaget ya?” Yunho mengedip-ngedipkan matanya dengan centil. “Ihh… amit-amit deh hyung…”, Junsu tersenyum, karena Yunho masih seperti dulu.
                “Junsu-ya~ aku kangen~” Yoochun memeluk junsu dengan kuat. “Lepaskan! Hyung, sesak nih!”, Junsu memukul-mukul punggung Yoochun, tapi Yoochun malah memeluknya lebih erat.. “Andwae~” Junsu merintih. “Oppa… lepaskan Junsu.. kasian kan dia… kekeke”, Nicole tertawa terkekeh-kekeh. Akhirnya Yoochun melepas pelukannya, dan Junsu tersenyum kepada Nicole. Yunho mengajak mereka semua ke sungai Han.
                Jaejoong merapatkan badannya ke Yunho, dan berbisik, “Yunho-ya… bukankah Nicole sakit? Pergi malam-malam begini, nanti dia tambah sakit. Kau lupa ya?”, Yunho baru ingat, setelah Yoochun berteriak, “Hore!! Ke sungai Han bersama Junsu!”. GUBRAKK!!!
                “Ya! Yoo….”, “Ayo, hyung! Kita pergi sekarang! Nanti kelewat malem…” Yoochun merangkul Yunho dan Jaejoong. Junsu melihat Nicole, kemudian memegang tangannya >.<
                “Nicole.. ayo!”, Junsu menarik Nicole dan mengikuti Yoochun, Yunho, dan Jaejoong yang berada di belakangnya. “Tunggu sebentar… “, Nicole berlari ke rumahnya yang berada di sebelah rumah Yunho.
                Nicole’s POV
Aku berlari ke rumah, dan langsung menuju kamar. Dimana obatnya?!
                Ah~ ini dia… berapa yang harus aku minum? 2 atau 1? Inilah akibat gak minum obat selama ini…
“Nicole… kau sedang apa di dalam?”, eomma mengejutkanku. Mau tak mau, aku hanya menelan satu obat, dan kemudian menyelipkannya di bawah bantal. “Wae, eomma?”
“itu, teman-temanmu ada di depan rumah. Cepatlah keluar…”, aku segera membuka pintu, kemudian menguncinya lagi, dan menemui mereka lagi. “Ngapain sih, Nicole?”, tanya Yoochun. Aku hanya tersenyum, “Ayo… katanya mau ke sungai Han…”
                Akhirnya, kami pun bermain sepanjang malam di Sungai Han.
Nicole’s POV End
^^^^^^^^^^^^
                “Ya! Nicole! Bangun..”, suara Junsu terdengar dari luar jendela kamar Nicole. Nicole mengucek-ngucek matanya. “MWO!!!”, Nicole terkejut saat udah ngeh kalo itu Junsu. Junsu meletakkan telunjuknya di depan bibir, “Sshhhtt…”, Junsu celingak celinguk, melihat apakah ada orang yang melihatnya, dan sesaat kemudian bernafas lega. Nicole membuka jendelanya, “Ya! Junsu! Ngapain di.. bffbmmmbmmmmfffmm…”
                Junsu menarik tangan Nicole keluar, dan mau tak mau Nicole melangkahkan kakinya keluar dari kamar, lewat jendela yang gak begitu tinggi. Junsu terus menariknya hingga sampai ke sebuah taman. Nicole langsung melepaskan tangan Junsu, “Ihh… junsu-ya! Tangan kamu bau, tau!”, Junsu langsung menjitak Nicole. “Aku ngajak kamu kesini, dengan niat baik… Eh, malah di ejek!”
                Nicole melihat keadaan sekelilingnya. Masih sepi. Dia melihat jam besar yang ada di tengah taman, dan ternyata masih jam 4 subuh! Nicole menendang kaki Junsu. “Aduuh!! Apa lagi sih? Sakit, tau!” Junsu mengelus-elus kakinya. “Kenapa bawa-bawa aku ke sini pagi-pagi?! Lihat! Belum ada orang yang datang”
                Junsu jadi berubah sikap dan sedikit salting. Ada apakah gerangan?
“Mmm.. sebenarnya sih, aku mau ngomong sesuatu...”, Junsu menarik Nicole buat duduk. “Ngomong apaan?”. Junsu menatap mata Nicole,dan dibalas dengan tatapan juga oleh Nicole, “Mau curhat nih… tentang Ah Ra”, Nicole terkejut, tapi setelah itu mulai rileks… “wae?”, Nicole memalingkan wajahnya dari Junsu. “Aku sedikit ragu dengan Ah Ra. Sejak dia jadi pacarku, dia gak pernah ngomongin tentang kami dulu. Padahal, aku sangat ingin dia menceritakan tentang masa itu. Kau tau kan, kalau aku gak bisa ngingat masa lalu semenjak kecelakaan dulu?”
                Nicole mengangguk. “Mmm… emang masa kecil kamu dulu kayak apa?”. “Kalo nggak salah, aku dulu sering main sepeda, dan tiba-tiba aku jatuh karena nabrak seseorang. Rambutnya panjang, dan suka dengan warna biru. Cantik sekali… setelah itu kami jadi sahabat, tapi entah kenapa aku lupa namanya.”, Nicole terbelalak untuk sepersekian detik. “Jadi cewek itu Ah Ra?”, “Molla… tapi, saat aku bertanya padanya, dia bilang mungkin itu dia.”, “Mungkin dia kurang suka, kalau menceritakan masa lalunya.” Junsu mengangguk. Setelah itu, mereka mengobrol hingga jam 6 pagi.
                Setelah cukup lama berbicara, Junsu baru sadar kalau wajah Nicole pucat. “Nicole, kau sakit?”, “Aniyo… aku baik-baik saja”, Junsu sedikit nggak senang, dengan Nicole yang berbohong. “Geotjimal! Mukamu pucat.”
                “Ah~ aku hanya flu.”, Junsu jadi sedikit tenang. Entah mengapa, dirinya jadi sangat khawatir, saat melihat Nicole sakit, tidak sekhawatir saat Ah Ra sakit. “Kalau begitu, kita pulang saja, dan kau harus istirahat. Arasseo?”
                Nicole menganggukkan kepalanya. “Ne, arasseo. Gomawo junsu-ya, sudah perhatian padaku”, Nicole tersenyum pada Junsu. DEG.. hati Junsu jadi berdebar-debar, dan sesaat dia melihat sosok cewek masa kecilnya.
To Be Continued
Akhirnya, Part 3 selesai juga... Dan buat author Kim Cherry, ini nih, udah ada heechul nya kan? kekeke
Dan mau ngucapin terimakasih buat reader yang udah mau mampir plus komen di FF kami. Karena itu kami jadikan sebagai penyemangat untuk melanjutkan FF yang masih amatiran ini.. ^^
Dan gak bosan-bosan juga, kalo udah baca, kalo sempat di komen ya :) 

2 komentar:

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^