Minggu, 15 Mei 2011

[FanFiction] Just Another Love Story

Author: uno_wa
Genre : Romance, One Shoot
Rating : PG-14
Cast:
-          Yang Yo Seob
-          Park Bo Young
-          Choi Ji Na
-          Lee Ki Kwang
-          Song Ji Hyo
-          Tony Ahn

NamJu High School adalah sebuah sekolah yang memiliki banyak peraturan. Salah satunya tidak boleh berpacaran di lingkup sekolah. Banyak siswa yang telah dipergoki berpacaran di sekolah.
                Author POV
“Hah? Jinja? Danny yang jadi kesayangan seongsaengnim dikeluarkan dari sekolah?”, tanya Bo Young pada Jina. “Ne, sekarang dia sudah pindah ke Amerika. Katanya sih, dia nggak cuma sekali kepergok pacaran dengan Luna, tapi udah 3 kali”, Jina tampaknya mengetahui segala yang terjadi di sekolah itu. Bo Young hanya mengangguk kecil.
^^^^^
                Bo Young masuk ke dalam bus, setelah ia menunggu Jina sampai Jina dijemput oleh appa nya. Bo Young duduk di kursi paling belakang, kursi paling panjang dan tinggi. Ia memang senang duduk disana, karena ia terlihat lebih tinggi.
                Bo Young mengambil headset nya, dan memutar musik sepanjang perjalanan. Dia tidak memperhatikan sekelilingnya lagi dan hanya terfokus pada musik yang ia dengarkan. Bahkan, dia tidak tahu bahwa ada seseorang yang mengamatinya.


                Author POV End
^^^^^
                Yo Seob POV
Dia namanya Bo Young. Anaknya sih nggak terlalu suka bergaul. Dia lebih suka diam, sambil dengerin musik kalo pas jam istirahat. Wae? Kau naksir ya?
                Aku menggeleng-gelengkan kepala. Bagaimana aku bisa naksir? Kenal aja nggak. Aku kan.. Haissh…
                Aku melihatnya sekilas, ia tampak lucu saat mendengarkan musik. Senyumnya manis, dan rambutnya bagus sekali..
                Yo Seob POV End
^^^^^
                Hari minggu, hari dimana Bo Young dan Jina pergi berbelanja. Tapi minggu ini, Jina tidak bisa pergi karena ada suatu urusan. Akhirnya, Bo Young pergi sendirian ke Myeong-dong untuk membeli beberapa aksesoris.
                Sekarang, ia telah berada di depan café Stand. Dia memutuskan untuk menikmati cappuccino favoritnya setelah membeli aksesoris. Bo Young berjalan menuju meja yang berada di samping kaca café tanpa melihat sekelilingnya.
                PRANGGG!
                Sekarang baju biru Bo Young telah dipenuhi dengan noda kopi dan serpihan gelas yang pecah berada di sekitar Bo Young. “Ah~ Mian..”, kata Bo Young kepada seorang namja yang ia tabrak. Namja itu memperhatikan baju Bo Young, “Aniyo, gwaenchana.. Justru aku yang harus minta maaf, bajumu sampai kotor seperti itu.”. Bo Young segera memperhatikan bajunya, “Aigoo.. banyak banget noda nya..”, kata Bo Young pelan. Sekarang mereka sudah jadi pusat perhatian semua yang ada di café itu. Pelayan disana segera membersihkan pecahan kacanya, Bo Young hanya menundukkan kepala dan meminta maaf pada manager café yang berada didekatnya. Beruntungnya, manager tersebut memaafkan mereka berdua, dan menyuruh Bo Young untuk segera mengganti bajunya.
                Bo Young keluar dari café tersebut, dan di ikuti oleh namja tersebut. Lalu kemudian, namja tersebut memberikan jaketnya untuk menutupi baju Bo Young yang kotor. “Mianhamnida.. Aku akan mengganti bajumu yang kotor itu. Ayo..”, namja itu tanpa segan menarik tangan Bo Young. Tanpa sadar Bo Young mengikuti namja itu ke sebuah toko pakaian.
                Setelah dibelikan baju oleh namja itu sebagai permintaan maaf, Bo Young memutuskan untuk pulang. “Yo Seob, Yang Yo Seob..”, Bo Young mengucapkan kata itu berulang kali di bus. Dia sedang berusaha mengingat nama namja yang tadi ia temui.
^^^^^
                “Mian ya Bo Young-ah..”, kata Jina. Bo Young hanya tersenyum kecil, “Gwaenchana.. oh ya, kemarin aku beli ini!”, Bo Young menunjukkan 2 buah kalung pada Jina. Liontinnya berinisial J dan B. Jina langsung tersenyum cerah, ia tahu bahwa kalung itu untuknya dan Bo Young. Bo Young segera menyerahkan kalung berinisial J pada Jina. “Gomawo, Bo Young-ah…”, Jina memeluk Bo Young erat. Bo Young pasrah dipeluk oleh sahabatnya itu. Setelah itu Bo Young menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin.
^^^^^
                Pada hari minggu berikutnya, Bo Young kembali pergi ke Myeong-dong, kali ini bersama Jina. Secara kebetulan, ia bertemu dengan Yo Seob lagi di sana. “Annyeong Bo Young-ssi..”, sahut Yo Seob saat ia melihat Bo Young. Bo Young menoleh ke belakang, “Annyeong Yo Seob-ssi..”.
                Jina yang awalnya terfokus pada baju-baju yang berjejer di etalase toko, menoleh ke arah Yo seob. Mereka berdua sama-sama membungkuk, dan memberi salam. Jina berpikir sesaat kemudian, lalu tiba-tiba berkata, “Yo Seob-ssi, kau sekolah di NamJu High School?”. Yo Seob sedikit terkejut, “Ne, bagaimana kau bisa tau?”, “Dari kelas 2-1 kan?”. Kali ini Bo Young yang terkejut. Bagaimana Jina bisa tau semuanya, bahkan Yo Seob yang baru ia kenal pun tau. “Ne..”, jawab Yo Seob.
                Pada akhirnya, Yo Seob, Bo Young dan Jina berbincang-bincang di sebuah restaurant italia. Bo Young dibuat takjub oleh Jina, karena Jina mengetahui hampir seluruh siswa di NamJu, tak terkecuali Yo Seob. Bo Young tak menyangka, chingunya ini begitu luas pergaulannya. Ia jadi merasa satu-satunya yang kuper.
                “Bo Young-ssi, kenapa diam?”, tanya Yo Seob melihat Bo Young hanya makan dan tak ikut berbincang dengan mereka. “Aniyo, aku nggak tau apa yang harus diomongin. Aku banyak nggak kenal dengan anak-anak NamJu.” Jina tertawa kecil, “makanya, kalau istirahat jangan ngedengerin musik terus. Sekali-kali ikut denganku, supaya bisa punya banyak teman.” Bo Young tampak tak tertarik, “males ah..”
                Sambil berbincang-bincang dengan Jina, Yo Seob sesekali melihat Bo Young yang ada di samping Jina. Bo Young masih menarik perhatiannya.
^^^^^
                Sudah 1 bulan ini, setiap hari minggu, Bo Young pergi bersama Yo Seob. Jina sudah nggak bisa nemenin Bo Young lagi, karena sekarang Jina sudah punya namjachingu, jadi mereka kencan setiap hari minggu. Bo Young sekarang sudah semakin dekat dengan Yo Seob. Karena Yo Seob pintar melukis, mereka bahkan pergi ke sebuah bukit, agar Yo Seob bisa menjadikan pemandangan di sana sebagai objek.
                Yo Seob yang memang sejak pertama bertemu sudah menyukai Bo Young dengan senang hati menemani Bo Young setiap hari minggu untuk jalan-jalan. Bo Young juga yang sudah menganggap Yo Seob sebagai sahabatnya, tanpa segan meminta Yo Seob untuk menemaninya.
^^^^^
                Yo Seob POV
“Ya! Gimana caranya buat nembak yeoja?”, walaupun agak malu, tapi aku harus menanyakannya. Dengan sekejap, Ki Kwang tertawa terbahak-bahak. “Ya!” aku berteriak agar dia berhenti tertawa. “Mmm.. tenang seob-i…”, kata kikwang padaku. “seob-i? Yo Seob! Yang Yo Seob”, aku memang nggak suka kalo dipanggil seob-i, apalagi dengan kikwang.. ihh.. “Mm.. ara ara.. kalau aku sih, nggak pernah nembak yeoja. Yang ada, mereka pada datang ke aku. Jadi aku tinggal bilang ya ato nggak.”
                Tuh kan?! Pasti berbelit-belit deh kalo nanya ama makhluk stress satu ini.. “Jadi?”, tanya ku lagi. Karena dia satu-satunya teman dekatku, aku terpaksa bertanya padanya. “Tapi.. untuk temanku yang satu ini, aku bakal kasih tau.. Kalau mau nembak yeoja, kamu harus tau kesukaannya, misalnya dia suka cokelat, kamu bisa kasih dia cokelat. Jangan lupa, tulis pernyataan cintamu disana. Kalau dia juga suka, pasti dia bakal datengin kita. Dan jadi deh..”
                Ki Kwang emang pakarnya cinta deh.. aku yakin pasti dia juga pernah nembak cewek, nggak mungkin dalam seumur hidupnya yeoja pada dateng terus ke dia. “Tapi ingat, jangan di sekolah. Pasti tau kan apa akibatnya?”. Aku mengangguk tanda mengerti.
                Yo Seob POV End
^^^^^
                Author POV
Hari minggu ini, Bo Young tampak berbeda dari minggu sebelumnya. Ia memakai bando dan kemudian sedikit mengolesi lip-gloss pada bibir mungilnya. Dia memang hanya akan menemui Yo Seob, tapi tampaknya ia punya rencana lain.
                Bo Young telah menunggu cukup lama di Namsan Tower. Yo Seob agak terlambat, tapi itu nggak ngebuat Bo Young bad mood. “Annyeong, Bo Young-ah.. Mian telat..”, Yo Seob segera menghampiri Bo Young. “gwaenchana..”.
                Yo Seob memperhatikan tampilan Bo Young. Bo Young tau Yo Seob memperhatikannya, tapi ia pura-pura tidak mengetahuinya. “Yo Seob-ah, mau membantuku nggak?”, tanya Bo Young tiba-tiba. “Apa?”
                “Bisa tolong buatkan aku sebuah lukisan pemandangan?”, Yo Seob mengerutkan dahinya. “Untuk apa? Kenapa harus pemandangan?”, Bo Young sedikit ragu-ragu akan menjawabnya. “Untuk nilai kesenian. Lukisan ku sangat jelek, aku bahkan nggak bisa buat garis lurus. Jadi, aku ingin kau yang membuatkannya untukku. Gimana?”
                Yo Seob tersenyum kecil, “Mmm.. gimana ya.. aku nggak bisa kasih gratis nih..”. Bo Young jadi was-was, takut kalo Yo Seob bakal minta yang macam-macam. “Apa? Tapi jangan yang macem-macem ya..”, pinta Bo Young. “Nggak kok, cuma bayarannya, kamu harus kencan denganku..”
                Bo Young sedikit kaget, dan pipinya memerah. “Wae? Kenapa harus aku?”. Yo Seob menarik tangan mungil Bo Young, “Karena aku suka kamu…”, sekarang pipi Yo Seob yang memerah. Hatinya berdebar-debar menunggu jawaban Bo Young. Bo Young berfikir sebentar, kemudian mengangguk dan tersenyum. Yo Seob refleks memeluk Bo Young, dan sekarang ia bisa merasakan detak jantung Bo Young yang berdebar-debar. Bo Young tersenyum di pelukan sahabat sekaligus namjachingu nya itu. Ia tak menyangka ia dan Yo Seob bisa pacaran sekarang.
                Lalu mereka pergi ke lokasi Love Locks, di Namsan Tower. Mereka membeli sebuah gembok bergambar hati berwarna biru, dan masing-masing menuliskan sebuah pesan.
Semoga kami bisa terus bersama.. J, tulis Bo Young. Jangan pernah tinggalkan aku, Bo Young-ah.., tulis Yo Seob.
^^^^^
                Bo Young pulang ke rumah dengan hati gembira. Di rumah, ia langsung menulis kejadian hari ini di diary kesayangannya.
                Dear diary..
Hari ini aku benar-benar bahagia.. Aku nggak nyangka kalo Yo Seob suka padaku. Aku pikir rasa sukaku ini bertepuk sebelah tangan. Dan saat dia menyatakan cinta padaku, mukanya bersemu merah –aku juga sih. Lucu deh ngeliat mukanya..
Tapi, mungkin kami cuma bisa berduaan pada hari minggu. Kau tau kan, sekolah nggak memperbolehkan ada yang pacaran di lingkungan sekolah. Agak sedih sih..
Hari ini sungguh mendebarkan..
                Drrt.. drrt..
Aku melihat handphone ku, ada sms dari Yo Seob.
From: Yo Seob
                Bo Young-ah, kapan lukisannya harus selesai?
Ya ampun, aku lupa tentang lukisan itu.
To: Yo Seob
                Hari sabtu dikumpulnya. Jadi bisa selesai hari jum’at?
From: Yo Seob
                Bisa.. kalau gitu aku bawa hari jum’at ya.. Annyeong, jagi ya..
Jagi? Aigoo, jadi malu.. Gomawo Yo Seob-ah.. J
                Bo Young POV End
^^^^^
                Hari jum’at, jam istirahat..
“Ini lukisannya, gimana… bagus nggak?”, tanya Yo Seob dengan suara pelan. Ia takut ketahuan oleh seongsaengnim. Bo Young memperhatikan lukisan yang cukup besar itu, dan sedikit demi sedikit senyumnya mulai mengembang. Ia menatap Yo Seob, beberapa detik kemudian, Bo Young langsung memeluk Yo Seob.
                Yo Seob membalas pelukan Bo Young sebentar. Setelah itu mereka langsung melepaskan pelukannya, takut ketahuan. “Gomawo, Yo Seob-ah..”. Yo Seob tersenyum, “Cheonmane, jagi ya..”. Dan kalimat itu berhasil ngebuat pipi Bo Young memerah karena malu. Yo Seob kemudian langsung keluar dari kelas Bo Young. Bo Young merasa sangat bahagia bisa mengenal Yo Seob.
^^^^^
                “Wah.. bagus banget lukisannya. Punya mu?”, tanya Yoon Hee pada Bo Young. Baru kali ini Yoon Hee memuji Bo Young. Biasanya hanya melihat Bo Young saja sangat jarang. Bo Young hanya mengangguk. Ada sedikit rasa bersalah di dalam hatinya, karena itu bukanlah lukisannya. Tapi lukisan Yo Seob.
^^^^^
                Bo Young berjalan ke arah WC. Di dengarnya samar-samar suara 2 orang yeoja.
“Yo Seob sudah punya yeojachingu.. Sekarang kesempatan ku sudah tertutup. Padahal aku sudah 2 tahun menyukainya.”, kata yeoja yang suaranya sangat dikenal oleh Bo Young. Itu adalah suara Ji Hyo, teman sekelasnya yang cukup dekat dengannya, selain Jina.
                “Kau tau dari mana kalau Yo Seob sudah punya yeojachingu?”, tanya yeoja yang bersama dengan Ji Hyo itu. Dan sekali lagi, Bo Young tau itu suara siapa. Itu adalah suara Jina. Bo Young mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam toilet. Ia hanya menunggu di luar.
                “Aku dengar dari Ah Ra, teman sekelas Yo Seob. Katanya, kalau Yo Seob melihat ke handphone nya dan mengirim sms ke seseorang, dia tersenyum. Seperti dia meng-sms yeojachingunya..”, kali ini Ji Hyo mulai menangis. Bo Young yang mendengarnya dari luar merasa sesak hatinya.
                Bo Young segera pergi menjauh dari toilet dan pergi ke suatu tempat yang sepi, yaitu di lantai atas sekolah. Dia menangis di sana, merasa bahwa ia telah mengkhianati chingunya sendiri. “Aku sungguh jahat..”, bisik Bo Young pada dirinya sendiri.
^^^^^
                Hari minggu ini, Bo Young hanya berada di rumah. Ia tidak pergi kemana-mana, dengan Jina maupun dengan Yo Seob. Ia ingin menjauhi diri dari Yo Seob sementara dan tak ingin bertemu siapa-siapa. Yo Seob sebenarnya sudah menelepon Bo Young berkali-kali, tapi Bo Young mematikan setiap panggilan dari Yo Seob.
                Bo Young mulai menulis di diary nya..
Dear diary..
Hari ini aku tak kan pergi kemana-mana. Padahal aku sangat ingin bertemu Yo Seob, tapi… aku masih merasa bersalah pada Ji Hyo. Aku lah yang telah membuatnya menangis.. Aku lah yang telah merebut kesempatannya untuk menyukai Yo Seob. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sayang pada Ji Hyo,dan juga Yo Seob. Aku nggak mau salah satu dari mereka terluka gara-gara aku..
^^^^^
                Di sekolah, Bo Young bersama Jina pergi ke lantai atas sekolah. Jina tampaknya ingin bertanya pada Bo Young. Sesampainya di lantai atas, Jina langsung menginterogasi Bo Young. “Bo Young-ah, lukisan itu beneran kamu yang buat?”
                Bo Young merasa kurang nyaman dengan pertanyaannya, tapi Jina terus mendesak, “Sebenarnya, itu lukisan Yo Seob. Aku memintanya untuk membuatkan aku lukisan.”, jawab Bo Young jujur. “Kalian sudah pacaran?”, tanya Jina tanpa basa basi. Bo Young mengangguk, “kau benar-benar menyukainya?”, tanya Jina lagi. Sekarang Bo Young bingung ingin menjawab apa. Jika ia menjawab iya, itu artinya dia menyakiti hati Ji Hyo untuk kedua kalinya. “Aku… ng.. nggak kok.. aku cuma memanfaatkannya supaya dia bisa bantu aku buat lukisan..”. Jina menarik nafas panjang. Bo Young tak mampu menatap Jina. Ia sedang dilanda kebingungan.
                Tapi, tanpa diketahui mereka berdua, Yo Seob ada disana sejak tadi, mendengarkan semua percakapan antara Jina dan Bo Young. Ia awalnya ingin melukis disana, dan lukisannya akan ia berikan ke Bo Young. Sekarang Yo Seob merasa terpukul, dan ia kembali ke kelasnya. Ia menjadi pendiam, sampai pulang sekolah. Sms Bo Young pun tidak ia hiraukan, sama seperti saat Bo Young menghiraukan panggilannya.
^^^^^
                Selama beberapa hari, Yo Seob dan Bo Young tidak pernah berkomunikasi. Yo Seob kecewa dengan Bo Young. Sementara Bo Young merasa bersalah pada Yo Seob, sehingga ia menghindar dari Yo Seob. Saat bertemu di sekolah pun, mereka masing-masing seperti orang asing.
                Yo Seob sebenarnya masih menyayangi Bo Young, tapi ia tak mau Bo Young terpaksa untuk menyukainya.
                Dan pada hari kamis, Yo Seob tiba-tiba dipanggil oleh Ahn Seongsaengnim ke ruangannya. Begitu pula dengan Bo Young.
                “Coba kalian lihat foto ini”, Seongsaengnim meletakkan sebuah foto di atas meja. Bo Young dan Yo Seob terkejut dengan foto itu. Itu adalah foto mereka berdua, saat Yo Seob menyerahkan lukisannya pada Bo Young. “Apakah kalian berpacaran?”, tanya seongsaengnim. Bo Young hanya menunduk, tak mampu menjawab. “Ne, kami berpacaran.”, jawab Yo Seob tegas. Bo Young menatap Yo Seob tak percaya. “Apakah kalian tau, konsekuensinya jika kalian berpacaran. Apalagi sudah berpelukan di lingkungan sekolah?”, tanya seongsaengnim lagi. Sekarang air mata Bo Young sudah hampir jatuh. Baru kali ini ia mendapat masalah di sekolah, apalagi hukumannya akan berat.
                “Kami tau, seongsaengnim.. tapi…”, Yo Seob tak melanjutkan kata-katanya. Ia merasa percuma membela diri.
                Bo Young masih tak berbicara sepatah kata pun. “Yo Seob akan saya pindahkan ke kelas 2-6, dan kamu Bo Young, saya skors selama 3 hari.”
^^^^^
                Dan keesokan harinya, foto Bo Young dan Yo Seob sudah tersebar dimana-mana. Mereka menjadi topik para murid di NamJu. Bo Young nggak masuk sekolah karena hukuman skors. Yo Seob pindah ke kelas 2-6. Teman-temannya tak percaya, seorang anak kelas 2-1, yang terkenal dengan keseriusannya dalam belajar harus pindah ke kelas 2-6, yang karakter anak muridnya berbeda 180 derajat. Ki kwang berusaha menghibur Yo Seob. Ia tau pasti ini berat buat Yo Seob.
^^^^^
                Setelah 3 hari nggak masuk sekolah, Bo Young memutuskan untuk pindah ke sekolah lain. Ia merasa tak cukup kuat untuk kembali ke sekolah itu lagi. Dia merasa akan sangat bersalah pada Ji Hyo dan Yo Seob.
                Bo Young POV
Yo Seob-ah, mian.. aku nggak bermaksud buat ninggalin kamu, aku punya alasan untuk ini.. Kamu mungkin nggak ngerti dengan apa yang terjadi.. Mian..
                “Eomma, aku berangkat sekolah dulu ya..”, aku berpamitan dengan eomma ke sekolah baruku. Eomma memang nggak bertanya banyak kenapa aku pindah sekolah.
                Bo Young POV End
^^^^^
                Saat pulang sekolah, Bo Young masih memakai bus untuk pulang. Ia kembali ke kebiasaan lamanya, yaitu mendengarkan musik, dan duduk di kursi belakang. Saat di lampu merah, Bo Young melihat seorang namja yang sangat ia kenal. Diperhatikannya namja itu, perlahan masuk ke dalam bus. Bo Young memalingkan wajahnya. Namja itu duduk tepat di depan Bo Young.
                Bo Young POV
Kenapa kamu harus ada di depanku sekarang, Yo Seob-ah… Kamu tau, aku sangat merindukanmu, kenapa kamu datang pada saat yang nggak tepat.
                Perlahan air mataku jatuh. Aku memperhatikannya dari belakang, bahu itu sangat aku rindukan, rambut itu sangat aku rindukan. Aku tau dia takkan mau melihatku sekarang.
                Aku seperti orang bodoh sekarang, menangis hanya dengan melihat namja di depanku. Aku menutup mulutku, agar tak terdengar isak tangisku.
                Bo Young POV End
Yo Seob POV
                Bo Young-ah.. kau baik-baik saja kan? Kenapa kau menghilang dihadapanku dalam sekejap. Di belakangku, kau sedang apa? Mendengarkan musik? Atau masih memperhatikanku?
                Aku nggak bisa menatapmu sekarang. Aku masih terlalu takut untuk itu. Mungkin ada perkataanku yang membuatmu sakit hati, sehingga kau meninggalkanku.
Yo Seob POV End
                Air mata Yo Seob perlahan jatuh. Dadanya sangat sesak, sehingga sulit bernafas. Ia merasakan kesedihan yang sangat dalam. Saat Bo Young, orang yang ia cintai ada di belakangnya, ia bahkan nggak bisa membalikkan badannya.
^^^^^
                -7 tahun kemudian-
Sebuah tempat di dekat Namsan Tower, dipenuhi dengan pengunjung. Ternyata disana ada sebuah pameran lukisan. Salah satu lukisan yang sangat menarik adalah lukisan sebuah bukit, dengan sepasang kekasih disana. Banyak yang para kolektor lukisan ingin membelinya, tetapi ditolak dengan halus oleh pemilik galeri tersebut. Seperti ada kenangan tersendiri baginya.
                Yo Seob berjalan di sekitar sana, melihat keramaian tersebut. Ia menuju tempat itu karena penasaran. Ia merasa tertarik, setelah mengetahui kalau itu adalah pameran lukisan. Memang hobinya mengenai lukisan belum pernah hilang sejak dulu.
                Ia menyusuri lukisan – lukisan tersebut. Lukisan-lukisan yang ia lihat seakan-akan bercerita tentang kehidupan pemilik galeri. Mulai dari lukisan seorang bayi, hingga lukisan seorang siswi NamJu High School. Tempat ia sekolah dulu.
                Ia beranggapan bahwa pemilik galeri tersebut pasti siswa NamJu dahulu. Dan anggapannya tersebut terbukti saat ia melihat sebuah lukisan pemandangan di bukit, dan terdapat sepasang kekasih.
DEGG!
                Yo Seob kembali teringat pada kejadian masa lalu bersama Bo Young. Dia tau bahwa lukisan itu menceritakan tentang mereka saat dulu berada di bukit itu. “Bo Young-ah..”, kata Yo Seob pelan. Setelah itu, ia berusaha mencari Bo Young di sekitar galeri itu. Hingga akhirnya, ia menemukan yeoja itu di tengah keramaian. Ternyata Bo Young sedang dikerubuti oleh para wartawan.
                “Gamsahamnida, sudah melihat-lihat hasil lukisan saya. Awalnya, saya bukanlah orang yang pintar melukis, tetapi karena berkat seseorang, saya jadi termotivasi untuk belajar melukis, dan sampai lah saya sekarang disini.”, kata Bo Young sambil tersenyum pada para wartawan.
                Yo Seob melihat Bo Young dari kejauhan. Sesekali ia tersenyum melihat wajah cerah Bo Young. Dan pada akhirnya, mereka bertatapan. Bo Young sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia sangat ingin pada saat itu segera menemui namja itu. Tapi, ia berusaha professional dengan tetap berada di galeri tersebut sampai sore nanti.
^^^^^
                Setelah galerinya ditutup, Bo Young berjalan menuju Namsan Tower tepatnya di area Love Locks. Ia berharap bertemu dengan Yo Seob, yang ia temui tadi.
Yo Seob-ah, aku berharap kita bertemu lagi …disini.. batin Bo Young. Ia menyusuri beribu-ribu gembok yang tergantung disana. Dan pada akhirnya, ia menemukan gemboknya dan Yo Seob. Dibacanya kembali pesan yang ia dan Yo Seob tulis.
                Bo Young termenung sekian detik. Ingatannya kembali pada masa-masa ia bersama Yo Seob. Ada sedikit rasa penyesalan di hatinya, setelah meninggalkan Yo Seob. “Yo Seob-ah, Mian…”, kata Bo Young sambil menatap ke langit. Tak terasa air mata Bo Young jatuh satu persatu.. “Gwaenchana Bo Young-ah..”, terdengar suara seorang namja di belakang Bo Young. Bo Young segera membalikkan badannya, dan ternyata di depannya sudah ada Yo Seob. “Yo Seob-ah..”, Bo Young setengah tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
                Yo Seob tersenyum melihat Bo Young, “Mau minum kopi?”, tanya Yo Seob. Bo Young mengangguk, dan kemudian tangannya di genggam oleh Yo Seob, sama seperti saat mereka pertama kali bertemu.
^^^^^
                Mereka sudah duduk di taman sambil menikmati kopi masing-masing. Hari pun sudah semakin gelap. “Bo Young-ah, sejak kapan kamu belajar melukis?”, tanya Yo Seob. “Sejak tamat dari SMA, aku meneruskan kuliahku di Italia, untuk belajar melukis. Kamu sekarang kerja apa?”
                “Aku pelatih vokal untuk trainer di cube entertainment. Aku meneruskan kuliah di jurusan musik.”, jawab Yo Seob. Lalu, kemudian mereka diam. Masih canggung dan berkutat pada pikiran masing-masing.
                “Yo Seob-ah, mian.. dulu aku meninggalkanmu tanpa berkata sepatah kata pun. Dan karena kejadian itu , kamu dipindahkan ke kelas 2-6. Mian..”, Bo Young kembali membuka ingatan masa lalu Yo Seob. “Gwaenchana, justru aku yang minta maaf padamu. Kamu sampai di skors oleh seongsaengnim.”. Yo Seob menatap mata Bo Young,tanpa berkata sepatah kata pun.
                Yo Seob kemudian menarik tangan Bo Young. “Aku masih mencintaimu, Bo Young-ah..”. Bo Young kaget dengan pengakuan Yo Seob secara tiba-tiba. Bo Young hanya diam... dan kemudian Yo Seob melanjutkan, “Aku tau, kamu nggak semudah itu menyukaiku. Sejak awal bertemu, kamu juga nggak ada perasaan apa pun denganku kan..”
                “Aniyo.. aku menyukaimu dulu”, kata Bo Young mengklarifikasi. Yo Seob tampak kecewa, “Dulu? Kalau sekarang?”
                Bo Young tersenyum, “Sekarang.. aku mencintaimu.. “, jawab Bo Young singkat. Yo Seob sedikit terkejut sekaligus senang. “Mau kah kamu jadi yeoja chingu ku?”, tanya Yo Seob to the point.
                “Loh? Kok yeoja chingu?”, tanya Bo Young sehingga ngebuat Yo Seob kebingungan. “Kamu kan sudah jadi namja chingu ku sejak dulu.. Belum ada kata putus kan?”, tanya Bo Young. Yo Seob tersenyum lega mendengar jawaban Bo Young, ia pikir ia akan ditolak.
                Yo Seob menarik tubuh Bo Young dan memeluknya. Bo Young membalas pelukan Yo Seob, “Gomawo, Bo Young-ah”, bisik Yo Seob. Kemudian, Yo Seob mengecup bibir Bo Young dengan lembut.
                Setelah itu, Bo Young menangis. Tangis bahagia..
Bo Young POV
                Biarlah Yo Seob tak tau sebenarnya yang terjadi dulu… Biarlah itu menjadi rahasiaku sendiri. Mungkin dulu hanya sebuah kesalah pahaman..
Bo Young POV End

THE END

Mian ya, FF nya jelek (banget).. biasalah, emang gak ada bakat, dan otak lagi rusak.. hehe,,
Gomawo buat yang udah mau baca, dan makasih banget kalo mau ngomen FF ini.. boleh kritik, boleh saran...

-Behind The Scene-
Sebenarnya sih, ceritanya berawal dari sebuah mimpi. Entah kenapa tiba-tiba ada mimpi yang kaya' gitu, trus aku tambah-tambahin deh akhir ceritanya.. Emang rada geje sih.. Trus buat pairing Yo Seob - Bo Young ini, aku terinspirasi pas ngeliat teaser MV Beast yang Fiction and Fact. Kebetulan, Bo Young sebagai pemeran wanita nya.. Lagian aku suka ama mereka berdua, sama-sama imut sih.. hehehehe

FFnya akhirnya diedit ulang oleh Fitrakun :D , makasih banyak ya udah diedit sesuai EYD yang berlaku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^