Sabtu, 25 Juni 2011

[FanFiction] Friendship, Love and Destiny Part 5 (END)

 Author : uno_wa
Cast:
- Xiah Junsu
- U-Know Yunho
- Nicole
- Ah Ra
- Hero Jaejoong
- Max Changmin
- Micky Yoochun
Genre: Romance, Friendship

Lihat juga: Part 1, Part 2, Part 3, Part 4

“Dia hanya pingsan. Mungkin karena kecapekan atau sedang ada masalah. Sebentar lagi akan sadar. Jadi kalian tidak perlu khawatir.”
Nicole terduduk lemas di depan kamar rumah sakit. “Eomma… “, Nicole terlihat sedih, dan terus menyebut nama eomma. “Sabarlah, nicole. Eomma mu sebentar lagi juga akan sadar.”, Yunho mengelus bahu Nicole. “Ah, kau bisa menunggu sebentar kan? Aku akan membelikanmu air minum dulu, kau tunggu saja disini, dan pasti sebentar lagi Yoochun datang kesini.”, Nicole menghela napas, dan kemudian mengangguk.
    Nicole duduk menunggu, dan tiba-tiba ia merasa sakit kepala. Dia mencoba menahan sakitnya. Dia memegang kepalanya, karena dunia tiba-tiba terasa berputar baginya. Dia melihat dikejauhan ada Yoochun oppa yang akan menghampirinya, “Ya! Nicole.. gwaenchana?”, dan tiba-tiba Nicole ambruk, ia pingsan.
^^^^^^^^^^^
    Nicole’s POV
Aku dimana? Sudah matikah aku? Eomma… Yunho oppa… Jaejoong oppa… Yoochun oppa… Junsu-ya… Changmin-ah… dimana mereka?
Kenapa aku tak melihat mereka? Lalu, mereka siapa? Berbaju putih? Malaikatku kah?
    “Pasien sudah sadar… Cepat ambilkan alat-alat yang diperlukan.”
Apa ini rumah sakit?
    Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Sepertinya ini memang rumah sakit. Dan sekarang aku di infus dan dipasangkan tabung oksigen. Sebegitu tak berdayakah aku?
“Nicole-ah… Nicole-ah… kau sudah sadar?!”, eomma berlari menghampiriku yang tak berdaya ini. Eomma mian…
    “eom… ma..”, aku mencoba berbicara, tapi rasanya mulut ini susah untuk digerakkan. “nan.. gwaencha.. na”, aku tersenyum agar eomma tak khawatir padaku.
“kenapa kau sembunyikan semua ini dari eomma? Eomma sangat khawatir padamu…”, eomma memegang tanganku. Air mata mengalir begitu saja melihat eomma menangis di depanku.
Nicole’s POV end
^^^^^^^^^^^
    “Nicole-ah.. gwaenchanayo?”, tanya Yunho sambil memegang tangan Nicole. Nicole mengangguk. “Oppa…”, Yunho menatap Nicole, “Hmm?”
    “Bolehkah aku mengirim pesan pada Junsu dan Changmin?”, Yunho terkejut dengan permintaan Nicole. “Ani.. kau belum bisa  untuk menulis.”
Nicole terlihat sedikit kecewa, “oppa… bagaimana kalau pesan suara.. aku akan merekamnya, dan jika Ia datang kesini, atau kapanpun oppa bertemu dengannya, berikanlah padanya pesan suara itu. Bisakah?”
    Yunho mengangguk dan kemudian mengambil perekam suara, “oppa.. bisakah kau keluar sebentar, selagi aku merekam suara?”, Yunho hanya menuruti perkataan Nicole. Setelah menghidupkan perekam suara, ia pergi dari kamar itu.
Nicole pun mulai merekam suaranya.
^^^^^^^^^^
    September 2006, Jeju
Junsu dan Ah Ra berjalan-jalan di sekitar apartemen baru Ah Ra. Ah Ra terlihat sibuk dengan handphone nya. “wae, ah ra? Ada janji dengan seseorang?”, tanya Junsu. “Ah~ ani, oppa.. hanya sms dari teman. Gak terlalu penting.”, Ah Ra kembali sibuk dengan hp nya.
    Ah Ra’s POV
Drrtt.. drrtt..
    From : TaeYeon-eonni [010241996]
Ya! Nicole masuk rumah sakit! Sekarang sedang koma! Kau sudah tau?”
MWO??!! Nicole koma?!
    To: TaeYeon-eonni [010241996]
Mwo?! Koma?! Eonni tau dari siapa?”
    “wae, ah ra? Ada janji dengan seseorang?”
Eotteokkhae? Apa aku harus bilang pada Junsu-oppa?
    “Ah~ ani, oppa… hanya sms dari teman. Gak terlalu penting.”, aku berbohong. Kalau aku bilang tentang keadaan Nicole sekarang, pasti kencan kami akan hancur.. Nanti sajalah.
Drrtt.. drrtt..
    From : TaeYeon-eonni [010241996]
Aku baru dapat kabar dari HaeJi, teman Yoochun. Katanya sudah masuk rumah sakit sejak 1 bulan yang lalu. Dia terkena kanker otak.
    Ya tuhan! Nicole kena kanker otak?! Apakah aku harus bilang pada oppa? Ani.. andwae.. aku nggak mau karena Nicole, kencan ku batal.
“Ah Ra, kenapa mukamu pucat? Sakit?”, Junsu oppa tampaknya memperhatikanku sejak tadi. “Ani, oppa. Aku cuma capek sedikit, bisakah kita duduk dulu disana?”. Oppa menarik tanganku, dan duduk di bangku itu.
Ah Ra’s POV end

    Junsu duduk bersama Ah Ra, ia mengeluarkan iPodnya, “Ah Ra, mau denger lagu?”. Ah Ra mengangguk,
“Lagu apa oppa?”, tanya Ah Ra
“Lagu lama sih, tahun 96 dulu. Kau tau H.O.T.?”
Ah Ra mengangguk, “ne, arasseo. Aku paling suka lagu candy nya.. Oppa mau memutarkannya?”
Junsu memandang Ah Ra beberapa detik, ada yang mengganggu pikirannya. “Aku bukan mau memutarkan lagu itu. Tapi, lagu Holding Back The Tears.”
Ah ra tampak sedikit bingung. Ekspresinya berkata, ‘Holding Back The Tears?’. Junsu mencoba menjelaskan, “itu bukan lagunya yang terkenal, tapi dulu aku sangat suka dengan lagu itu. Lagu itu ada di album ke-3 nya H.O.T.”. Ah Ra mengangguk tanda mengerti.
Kemudian mereka mendengarkan lagu itu bersama-sama.
*****
    Handphone Junsu berdering, saat ia sedang membaca ulang surat terakhir yang diberikan oleh Nicole. Ternyata dari Changmin. “wae?” tanya junsu.
“Hyung.. aku dapat kabar kalau Nicole sedang koma sekarang!”, suara changmin terdengar panik. Junsu terkejut dengan berita itu. “MWO?! Jinja-yo? Kalo gitu, hyung bakal pergi sekarang ke Seoul.”. Setelah menerima telepon dari changmin, Junsu segera menelepon Yunho.
    “Hyung, benarkah Nicole sekarang koma?”,
“Ne.. bagaimana kau tau?”, tanya Yunho. Ternyata ia tidak memberi tahu apapun tentang keadaan Nicole pada changmin maupun Junsu. Ia telah berjanji pada Nicole, sebelum Nicole koma.
“Ya! Hyung! Bagaimana kau tidak memberi tahu tentang Nicole selama ini?! Kau selalu bilang kalian disana baik-baik saja! Kau keterlaluan, hyung!”, Junsu melampiaskan amarahnya pada Yunho di telepon. “Mian, Junsu-ya. Aku punya..” KLIK!, Junsu langsung mematikan panggilannya. Dia nggak bisa terima kalau dia dibohongi oleh teman-temannya sendiri.
    Junsu langsung mencari tiket penerbangan ke Seoul hari itu juga. Tapi tampaknya Junsu kurang beruntung karena semua tiket habis, bahkan untuk penerbangan malam nanti. Terpaksa Junsu pergi besok pagi ke Seoul.
    Semalaman Junsu memikirkan apa yang barusan ia dengar. “Bagaimana bisa mereka menutupinya dariku?”, gumam Junsu. “Nicole-ah, kau harus sadar..”, Junsu mencoba untuk lebih tenang. Tapi, ketika dia memikirkan tentang Nicole, maka dia juga akan teringat tentang masa lalunya bersama Nicole, dan kata terakhir yang Nicole ucapkan saat dia di Seoul. “Ne, arasseo. Gomawo junsu-ya, sudah perhatian padaku”
    Entah mengapa Junsu merasa bahwa Nicole akan pergi, dan pada saat itu air mata Junsu mengalir dengan sendirinya. Tanpa disertai isak tangisnya. Junsu menghapus air mata nya dan hanya diam sepanjang malam yang tersisa.
****
    Junsu telah sampai di Seoul, dan sekarang ia menuju rumah Nicole. Tapi, tidak ada satu orang pun di sana. Ia pun langsung pergi ke rumah sakit tempat Nicole di rawat.
    Junsu melihat Yoochun dan Jaejoong sedang duduk di luar kamar rumah sakit. “Hyung!”, Junsu menghampiri mereka berdua. Yoochun dan Jaejoong tampak terkejut dengan kehadiran Junsu yang tiba-tiba. “Hyung, bagaimana keadaan Nicole?”
Yoochun menghela nafas, “dia saat ini masih koma. Tidak ada perubahan sejak seminggu yang lalu.”
Junsu’s POV
    “Mwo?! Sejak seminggu yang lalu?”, aku masih tak percaya, banyak sekali yang mereka sembuyikan dariku. Jaejoong hyung mengangguk. Aku berusaha untuk tetap tenang, agar tak terbawa emosi. “Mian Junsu-ya, banyak yang kami sembunyikan darimu. Mungkin akan kami jelaskan nanti.”, Jaejoong hyung menepuk pundakku. Lalu, datanglah Changmin menghampiri kami. “Hyung, bagaimana keadaan Nicole?”
    “Dia masih koma.”, aku mencoba tenang saat menjelaskan pada dongsaengku ini. Ia tampaknya sangat capek setelah datang dari Amerika. Lalu aku melihat yunho hyung keluar dari ruangan Nicole. “Junsu-ya, kau sudah datang?”, tanya hyung padaku. Aku mengangguk. Aku sudah tidak kesal lagi padanya, karena aku tau mereka pasti ada alasan melakukan ini padaku. “Kau sebaiknya melihat keadaan Nicole sekarang, disana juga ada eomma nya.”
    Aku segera pergi ke ruangan itu. Hatiku sakit saat melihat Nicole yang jahil, dan periang itu sekarang terbaring tak sadarkan diri. Aku melihat eomma nya menangis di samping Nicole. Aku mencoba menenangkan eommanya, dan kemudian eommanya berkata, “kau temanilah dulu Nicole, karena ia sudah lama tak melihatmu.”, lalu beliau pergi dan tinggallah aku bersama Nicole.
    Sesak dadaku saat melihat Nicole sekarang. Tangannya di infus, dan memakai tabung oksigen.
Junsu’s POV end
    “Ya! Nicole! Bangun! Untuk apa kau seharian berbaring disitu?”, Junsu hanya menatap wajah Nicole. “Ya! Nicole! Ayo pukul aku lagi! Kenapa kau sekarang?! Dulu, kau selalu memukulku tanpa aku minta, sekarang aku ingin kau memukulku, tapi kau tidak mau. Dasar.. Dasar. Kau cewek aneh..”, Junsu terduduk lemas di samping Nicole. “Ya! Wae geurae?”, Junsu berusaha untuk tetap tegar. Tapi, ia sangat sedih, hingga ia menangis lagi. Junsu menggenggam tangan Nicole perlahan, “ya, Nicole.. ayo bicara padaku? Sebegitu bencikah kau padaku?”
    Tidak ada reaksi dari Nicole, Junsu terus menggenggam tangan mungil Nicole.
Pada saat Junsu menundukkan kepalanya, mencoba untuk menahan tangisnya, jemari Nicole bergerak pelan. Junsu merasakan itu, kemudian ia melihat Nicole yang membuka matanya. “Nicole.. kau sadar?”
    “…su.. ul.. ji.. ma..”, Nicole tampak sangat sulit untuk mengucapkan kata itu. Junsu mengerti apa yang dibicarakan. “Ani… aku tidak menangis.. kau cepat pulih, bogoshipoyo..”, Junsu kemudian melihat raut wajah Nicole yang berusaha untuk tersenyum, tapi kemudian air mata Nicole jatuh perlahan. Nicole berusaha untuk mengucapkan sesuatu lagi, “bo.. go..shi..po..”. Junsu mendengar hal itu, tersenyum. Tapi tak lama kemudian, senyum di wajah Junsu hilang, saat Nicole kemudian menutup matanya perlahan, dan genggaman tangan mereka terlepas.
Junsu menangis terisak, ia tahu kalau Nicole sudah tak ada lagi sekarang. Ia segera memanggil teman-temannya, serta dokter untuk segera keruangan itu. Semua yang ada di situ menangis melihat Nicole, putrinya, dongsaeng mereka, chingu mereka, telah tiada.

****
Mereka semua datang di pemakaman Nicole, Yunho, JaeJoong, Yoochun, Junsu, ChangMin, Ah Ra, serta teman-teman Nicole lainnya merasa sangat kehilangan Nicole.
Terlebih Junsu yang sebenarnya mulai menyukai Nicole, sahabatnya itu. Sedangkan yang lain, merasa kehilangan dongsaeng tomboynya itu, dongsaeng yang keras kepala. Junsu pun sudah tau bahwa Nicole lah yang sengaja menyembunyikan penyakitnya pada Junsu. Yunho, Jaejoong, dan Yoochun sudah menceritakan semua hal tentang Nicole, saat Junsu ada di Jeju. Mereka juga memberikan Junsu koleksi foto-foto kegiatan mereka bersama Nicole, di saat sebelum Nicole masuk rumah sakit.
Setelah upacara pemakaman selesai, Yunho menghampiri Junsu dan memberikan sebuah tape recorder. “Apa ini hyung?”, tanya Junsu bingung. “Ini adalah pesan terakhir dari Nicole untukmu. Dia sengaja merekamnya sesaat setelah ia masuk rumah sakit.”. Junsu menerima tape recorder itu, dan menyimpannya. Ia berniat untuk memutarnya pada saat ia di Jeju.
****
1 Minggu setelah kematian Nicole, Junsu kembali ke Jeju. Ah Ra dan ChangMin juga ikut bersamanya. ChangMin hanya sebentar di Jeju, dan ia harus kembali ke Amerika.
Junsu memutar suara Nicole yang direkam, yang diberikan oleh Yunho saat di Seoul. Ia mulai mendengarkannya dengan seksama



Annyeong, Junsu-ya
Ketika kau mendengar suara rekaman ini, mungkin aku sudah nggak ada di dunia ini lagi. Aku hanya ingin menyapa mu untuk terakhir kali nya, tapi tidak tau harus bagaimana. Mungkin kau juga sudah tau penyakitku dari oppa yang lainnya. Maafkanlah mereka, aku yang menyuruh mereka untuk merahasiakannya darimu. Aku tidak mau selalu merepotkanmu.
Kau tau, aku sebenarnya sangat senang kalau kau bermain denganku. Aku juga sedih saat tau kalau kau pindah ke Jeju. Selama kau pergi ke Seoul kemarin, saat kita berbicara berdua saja pagi itu, aku terkejut dengan sesuatu. Aku tau siapa yang kau maksud gadis kecil yang menyukai warna biru itu. Kalau boleh jujur, itu adalah aku. Aku sengaja tidak memberi tahunya padamu, karena aku takut, kau kecewa padaku yang sekarang.
Kau masih ingat, dulu pada saat kecil, kau senang sekali menyanyikan lagu Holding Back The Tears dari H.O.T. Aku dulu sangat menyukai suaramu, tapi entah mengapa kau sekarang nggak mau nyanyi lagi. Satu lagi, aku benar-benar sangat menyukai Cassiopeia yang kau tunjukkan itu, aku baru tau kalo artinya adalah ratu. Tapi aku tak yakin, apakah kau masih mengingatnya atau tidak. Dan entah kau masih ingat tentang janjimu, yang akan membelikanku boneka jika kita sudah besar nanti.
Junsu-ya, apapun penilaianmu tentangku, aku akan tetap mengatakan ini. Aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Aku memang bahagia dikelilingi oppa-oppa yang sangat menyayangiku. Tapi aku akan lebih bahagia kalau kau ada di antara mereka.Sudah ya Junsu, aku berharap kau akan bahagia selalu.. Annyeong Junsu..

“Aku masih ingat, Nicole-ah… masih..”, Junsu terisak-isak mendengar pesan terakhir Nicole itu. Ia akhirnya yakin pada pemikirannya bahwa Nicole lah gadis kecil itu.
****
“Ah Ra, aku minta kejujuranmu. Apakah kau telah membohongiku?”, tanya Junsu saat mereka bertemu. “Bohong? Apa?”, tanya Ah Ra yang pura-pura tak tahu. “Aku sudah tau kalo gadis kecil itu bukan kau, tapi Nicole. Aku sudah tau semuanya, dari Nicole.”
“Nicole itu hanya bohong, oppa! Dia hanya berusaha merebut dirimu dari diriku. Jangan percaya
dia!”, Ah Ra tampak panik. Junsu marah dengan kata-kata Ah Ra. PLAK! Ia menampar wajah Ah Ra. “Oppa!”, Ah Ra tidak terima perlakuan Junsu padanya. “Bagaimana bisa kau memfitnah orang yang telah meninggal. Aku tau bukan hanya karena Nicole, tapi aku merasakannya sendiri! Kau! Berbeda dengan gadis kecil yang aku temui dulu! Kau tidak tau lagu kesukaanku, kau lebih memilih cokelat daripada boneka! Aku pikir awalnya kau mungkin sudah berubah, tapi ternyata pikiranku salah. Setelah melihat sikapmu seperti ini!”, Junsu menjelaskan semuanya. Ia mengacung-acungkan tangannya ke hadapan Ah ra. “Oppa! Itu kan cuma masa lalu, tak bisa kah kau mencintaiku apa adanya?! Walaupun aku bukan gadis kecil itu?”, Ah Ra mencoba mendapatkan hati Junsu kembali.
“Mian, Ah Ra. Kau telah mengecewakanku. Itu bukan karena masa lalu lagi, tapi karena kau telah membohongiku. Mungkin masih ada yang kau sembunyikan dari ku, tapi sudahlah, hal ini saja sudah membuatku tak lagi bisa membuka hatiku untukmu. Lebih baik kita putus. Mian telah menamparmu, dan semoga kau bisa menemukan namja yang lebih baik dariku.”, Junsu pergi meninggalkan Ah Ra sendirian. Ah Ra menangis menyesali perbuatannya, serta membuat Junsu kecewa.
Setelah itu, Junsu rajin mengunjungi makam Nicole di Seoul sebulan sekali. Terkadang ia membawa ChangMin, dan setelah itu, dia bersama changmin pergi menemui teman-temannya di sana. Junsu pun tak lupa membawa kan boneka untuk Nicole, sesuai dengan janjinya dulu. 
THE END

PS: Wah... akhirnya selesai juga FF yang satu ini.. Dan selamat uno_wa, ini adalah FF series pertama yang berhasil kau selesaikan #abaikan. Mian ya, kalo endingnya rada-rada gimana gituh.. Aku nggak pintar buat cerita yang sedih-sedih sih, jadinya ya.. seadanya aja.
Jujur sih, aku juga kurang suka kalau endingnya itu sedih.. Tapi, yah mau gimana lagi.. ceritanya aja udah menjurus ke hal yang berkaitan dengan kematian..

Dan dari segenap hati, terimakasih buat kimcherry, tikasyafitri, fitra-kun, dan para readers (baik yang ngomen maupun yang masih ogah-ogahan ngomen) karena telah mensupport, sehingga selesailah FF ini. Untuk next FF, insya allah bakal aku selesain. Tapi, sepertinya kalo yang Hate to Love You itu agak susah sih... hehe

Sekali lagi, gomawo buat yang udah mau baca FF amatiran + gak jelas ini... Kalau ada kritik, saran, buah-buahan, uang, dsb aku terima kok.. hehe :P

Oke, sekian penutup FF ini... :D Annyeong...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^