Rabu, 29 Juni 2011

[FanFiction] Project from Sky Part 2


See also: Part 1
Author: uno_wa
Genre: Fantasy, Romance
Casts: 
- Ji Yeon (T-ara)
- Thunder (MBLAQ)
- Soyeon (T-ara)
- Dong Woon (BEAST)
- Gayoon (4Minute)
- Kim Jong Kook
- Mr. Kim (OC)

    Ji Yeon berjalan ke dapur, dan memasak omelet untuk dia dan Soyeon pada pagi hari. Setelah selesai, Ji Yeon menaiki tangga untuk membangunkan Soyeon. "Eonni, sarapannya sudah siap," kata Ji Yeon sambil mengetuk pintu kamar Soyeon. "Ne!," teriak Soyeon dari dalam kamarnya. Ji Yeon turun ke lantai bawah dengan menggerutu, "Sungguh melelahkan dengan tubuh sebesar ini,". "Jangan menggerutu, itu demi kebaikanmu. Pantas saja kau tak bisa kurus," Thunder tiba-tiba muncul di belakang Ji Yeon. "
     Kau ini. Pagi-pagi sudah mengomel," balas Ji Yeon. "Gendut! Kau bicara dengan siapa?!," Soyeon telah di depan pintu kamarnya, saat Ji Yeon di meja makan. Dari atas, Soyeon hanya melihat Ji Yeon. "Kau bicara tentangku kan!,". Ji Yeon segera menggeleng, "Aniyo, eonni. Aku..," ucapannya terhenti saat melihat Thunder sudah melotot di depannya. "Aku bicara sendiri, eonni," kata Ji Yeon sambil tertawa canggung.
    "Haha.. selain gendut dan bodoh, kau ternyata juga gila," Soyeon berkata dengan nada merendahkan Ji Yeon. Dia kemudian duduk, mengambil makannya. "Uh.. kenapa kau harus memasak ini? Sungguh tak bergizi,". Ji Yeon menghela nafas, "persediaan makanan sudah habis. Hanya itu yang bisa aku masak hari ini, eonni,". Soyeon mengambil uang di sakunya, "Ini.. mulai besok, kau harus masak sup ayam ginseng,". Soyeon melemparkannya ke Ji Yeon beberapa lembar uang. Ji Yeon menghitungnya, "3000 won,".
    "Mana cukup. Yang benar saja," Thunder tiba-tiba nyeletuk. Dia sejak tadi duduk di samping Ji Yeon. Ji Yeon hanya diam, dia tahu perkataan Thunder benar.
*****
    Ji Yeon, Mr. Kim, dan tak lupa juga Thunder, duduk di ruang keluarga. Mr. Kim membuka berkas-berkas warisan. "Pertama, saya akan membacakan pesan dari ibu kalian," kata Mr. Kim tapi kemudian dia melihat seseorang tak hadir di sana, "dimana Soyeon-ssi?,". "Dia tak kan datang, Mr. Kim. Dia bilang tak ada gunanya ia mengikuti pertemuan ini," jawab Ji Yeon sedih. Dia masih mengharap Soyeon datang. "Jadi kita hanya berdua saja?," tanya Mr. Kim. Ji Yeon menggeleng, "Bertiga,". Mr. Kim sedikit bingung, sementara Ji Yeon sudah menutup mulutnya, dia baru menyadari tak ada yang melihat Thunder selain dia. "Ah- maksud saya, kita akan bertiga kalau Soyeon eonni hadir," Ji Yeon berharap Mr. Kim tak curiga. "Sepertinya kita tak bisa membacakan pesan ibu anda sekarang. Kita harus menunggu semua lengkap," Mr. Kim menutup kembali berkas-berkas tadi.
    Ji Yeon jadi merasa tak enak hati. Tapi, dia juga membenarkan perkataan Mr. Kim. Soyeon harus hadir. "Ah, baiklah Mr. Kim. Mianhamnida, saya sudah membuat anda repot," Ji Yeon membungkuk, tapi seperti tak membungkuk. Dia hanya seperti menundukkan kepalanya.
*****
    Ji Yeon masuk ke kamarnya, dan berbaring. "Ya! Cepat bangun!," Thunder menendang kaki Ji Yeon. "Ada apa? aku baru saja berbaring!," tanya Ji Yeon kesal. "Bukankah kau mau langsing?,". Ji Yeon mengangguk, masih dalam keadaan berbaring. "Kalau begitu, ayo cepat! Kau harus pergi ke gym, atau kau akan selamanya gendut!," Thunder menarik tangan Ji Yeon untuk berdiri. "Ini kan hari libur!," Ji Yeon tampak masih ogah-ogahan untuk pergi ke gym.

Ji Yeon POV
    "Ini kan hari libur!," aku berdiri dengan ogah-ogahan di bantu oleh hantu menyebalkan ini. "Justru hari libur, hari yang tepat untuk melaksanakan program JOURNEY," kata Thunder. Ia tampak lebih menyebalkan saat berbicara tentang JOURNEY. Aku pikir, hidupku akan lebih baik. Ternyata, aku yang tersiksa. Aku melihat snack ku yang tersisa, dan mengambilnya. "Ya! Kau tak boleh terus-terusan seperti ini!," hantu itu berteriak padaku. Menyebalkan! Dia mengambil snack pagi ku, lalu menghabiskannya. Itu kan snack ku!!
    "Kau sendiri memakannya! Dasar hantu menyebalkan!," aku berteriak pada Thunder. Untung tak ada Soyeon eonni. Thunder tak memberi perlawanan, dia hanya melemparku dengan handuk tepat ke mukaku. Thunder mendekatkan mukanya padaku sambil tersenyum, "Aku bukan hantu,". Uh! Senyumnya sangat menyebalkan!

Author POV
    "Aku bukan hantu," kata Thunder sambil tersenyum. Ji Yeon hanya bersungut dalam hati, lalu berdiri dengan perlahan, dan berjalan menuju kamar mandi. "Kau jangan mengintipku!," Ji Yeon memberi peringatan pada Thunder. "Untuk apa aku mengintipmu? Bentuk tubuhmu sama sekali tak menarik," jawab Thunder dengan santai.
*****
    "Seperti dia? Mana mungkin berhasil," seorang namja bertubuh kekar mengamati tubuh Ji Yeon. "Ah- kau jangan begitu. Bukannya kau juga pernah menangani klien seperti ini dulu?," namja berkacamata di samping yang bertubuh kekar itu tersenyum pada Ji Yeon. Ji Yeon tersenyum kecut, merasa ia akan di tolak. Thunder mengeluarkan tongkat dari tuxedonya, lalu mengarahkannya pada namja bertubuh kekar itu. Dalam sekejap, namja itu tersenyum dan berkata, "Baiklah.. aku dengan senang hati akan mengajarinya. Dia pasti berhasil, tenang saja,". Ji Yeon terbelalak, tak percaya dengan perubahan sikap namja itu. "Wah.. cepat sekali kau berubah pikiran, Jong Kook-ah. Baiklah, kalau begitu, dia ku serahkan padamu," namja berkacamata itu kemudian meninggalkan Ji Yeon dan Jong Kook.
    Ji Yeon melihat Thunder di sampingnya yang tersenyum padanya. Thunder menepuk-nepuk dadanya sendiri, bangga. Ji Yeon merasa kali ini Thunder benar-benar membantunya. "Ji Yeon-ssi, mari kita mulai latihannya," Jong Kook berjalan ke arah treadmill, diikuti oleh Ji Yeon dan Thunder di belakangnya. "Nah, untuk pemula sepertimu, kau hanya perlu latihan selama 15 menit untuk treadmill, dan 10 menit untuk bermain skipping. Jika kau sudah terbiasa, maka 30 menit untuk treadmill dan 30 menit skipping," Jong Kook mulai mensetting treadmill, lalu mengisyaratkan Ji Yeon agar segera memulai.
    Ji Yeon tak habis pikir, dia harus melakukan hal berat ini selama 15 menit setiap pertemuan. Tapi, daripada Thunder berisik, lebih baik dia ikut. Toh ini untuk kebaikannya. Ji Yeon agak ragu memulai, tapi ketika melihat tatapan Thunder yang tajam, dia segera memulai. Jong Kook terus memantau dari kejauhan.
    5 Menit kemudian, Ji Yeon sudah mulai kelelahan. Keringatnya bercucuran seperti hujan. Badannya yang besar, makin membuatnya capek. "Aku.. hah.. lapar," gumam Ji Yeon pelan. Thunder mendengarnya, lalu mengeluarkan tongkatnya. Setelah di acung-acungkannya pada Ji Yeon, seketika itu Ji Yeon menjadi kembali bersemangat. "Kenapa rasanya jadi kenyang ya?," tanya Ji Yeon pada dirinya sendiri. "Kau tak boleh lapar," kata Thunder tiba-tiba. Ji Yeon terkejut, dan hampir terjatuh saat Thunder sudah ada di depannya. "Aigoo!," teriak Ji Yeon cukup keras. Jong Kook datang menemui, "Ada apa, Ji Yeon-ssi?,". Ji Yeon tersenyum kecut, "Haha.. aniyo, Jong Kook-ssi. Aku hanya takjub melihat yeoja itu,". Ia menunjuk ke arah seorang yeoja yang sedang mengangkat barbel 10 kg. "Oh.. dia itu atlet angkat besi," kata Jong Kook tanpa curiga sedikit pun pada Ji Yeon, "Ji Yeon-ssi, aku lihat, kau tiba-tiba jadi bersemangat lagi. Padahal tadi, kau sepertinya lelah. Ada apa?," tanya Jong Kook. Dia sangat ramah, tak seperti awal bertemu tadi.
    "Tadi aku merasa lapar, tapi entah mengapa tiba-tiba aku kenyang sekarang," kata Ji Yeon. Jong Kook sepertinya agak bingung, sama seperti Ji Yeon pada awalnya. "Oh ya, untuk latihan treadmill ini sudah cukup," Jong Kook mematikan mesin treadmill dan disambut dengan senyum bahagia Ji Yeon.
*****
    Thunder tersenyum di hadapan Ji Yeon. Tapi, Ji Yeon hanya cemberut, tanpa berniat untuk menyentuh makanan di depannya. "Ayo makan," kata Thunder sambil menunjuk salad di depan Ji Yeon. "Bagaimana mungkin aku makan salad ini? Ini tak mengenyangkan," tanya Ji Yeon pelan. Pandangan matanya tertuju pada toko yang menjual berbagai macam snack. Dia kesal setiap kali mengingat Thunder menahan bahunya di depan toko itu. Dia jadi tak bisa masuk ke toko itu untuk membeli snack, dan memaksanya untuk memesan salad. "Itu menyehatkan. Makan sajalah," kata Thunder kembali menunjuk salad itu.
    "Kenapa kau tak membuatku kenyang seperti tadi saja? Jadi, aku tak perlu membeli salad yang tak akan aku makan ini. Ini kan membuang uang," Ji Yeon berusaha sekuat tenaga untuk tidak makan salad. "Tiket makan gratisnya habis, jadi tak bisa seperti tadi," kata Thunder. Ji Yeon tertawa geli mendengar hal aneh yang di ucapkan Thunder, "Hahaha.. di kahyangan ada tiket makan? Konyol!,". Untung kantin sepi, yang ada hanya ibu penjual salad. Ibu itu menatap Ji Yeon aneh. Berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
    "Sudahlah.. cepat makan! Sebentar lagi, waktu istirahat habis," kata Thunder kesal karena telah di tertawakan oleh Ji Yeon. Pada akhirnya, Ji Yeon menyerah dari Thunder, dan memakan salad. Saat makan pun, Thunder sangat cerewet. Menceramahi Ji Yeon dan lain sebagainya. "Dasar hantu cerewet," gumam Ji Yeon pelan.
*****
    "Dari mana saja kau?!," Soyeon berdiri di depan pintu rumah saat Ji Yeon pulang dari gym. "Aku tadi pergi ke gym, eon," jawab Ji Yeon pelan. "Hah?! Gym?! Kau mau langsing? Hahaha...," Soyeon tertawa. Ji Yeon tak mau meladeni eonni nya itu, dia langsung berjalan melewati Soyeon dan masuk ke dalam rumah. "Gendut! Kau sampai kapanpun, takkan bisa menjadi cantik! Kau tetaplah gadis gendut yang buruk rupa!," Soyeon berkata dengan penuh penghinaan dan sangat merendahkan adiknya itu. Langkah Ji Yeon terhenti, dia tak menyangka eonninya akan berkata sekejam itu. "Eonni..," sahut Ji Yeon pelan. Saat ini, Soyeon ada di belakangnya. "Apa?! Oh ya, jangan lupa besok buatkan sup ayam ginseng!," Soyeon tak memperdulikan Ji Yeon yang sudah hampir menangis, ia langsung masuk ke kamarnya. Ji Yeon menunduk menahan tangis, terdengar suara Soyeon tertawa keras di kamarnya.
    Thunder yang melihat hal itu, menepuk pundak Ji Yeon. "Dia benar-benar keterlaluan," kata Thunder sambil melayangkan pandangannya ke kamar Soyeon. "Sudahlah, tak apa-apa. Aku sudah biasa seperti ini," kata Ji Yeon pelan saat sudah berhasil menahan tangisnya. Tapi tampaknya Thunder tak sependapat dengan Ji Yeon. Ia mengacungkan tongkatnya ke kamar Soyeon, entah apa yang ia perbuat. Ji Yeon tak melihat apa yang dilakukan Thunder, ia langsung naik ke kamarnya.
*****
    Malam hari, Ji Yeon di kejutkan oleh teriakan Soyeon. "GENDUT!!!," teriak Soyeon. Ji Yeon segera berlari ke depan kamar Soyeon, "Ada apa, eonni?," tanyanya dengan nada cemas. "Cepat bukakan pintunya! Aku tak bisa keluar kamar!," teriak Soyeon lagi. Ji Yeon segera mencoba membuka pintu kamar Soyeon, tapi dia juga tak bisa membukanya. "Nggak bisa, eon!!," Ji Yeon ikut berteriak. Suasana di rumah itu menjadi ribut dengan teriakan Soyeon. Ji Yeon tiba-tiba teringat dengan Thunder yang ada di sampingnya, "Ya! Kau yang menguncinya?," tanya Ji Yeon pelan. Thunder tersenyum, lalu mengangguk. Ji Yeon langsung memukul Thunder, mengisyaratkan untuk segera membuka pintu kamar Soyeon.
    Thunder sebenarnya tak mau membukakan pintu kamar, tapi setelah Soyeon berteriak akan mengusir Ji Yeon dari rumah jika pintu itu tak dibuka, dia segera membuka pintu itu. Seketika itu, Soyeon segera keluar kamar, dan menatap Ji Yeon penuh dengan amarah. "Ya! Kau kan yang menguncinya?!," Soyeon mencengkram tangan Ji Yeon dengan kuat. "a-ani, eonni," kata Ji Yeon terbata-bata, karena sakit oleh cengkraman Soyeon. "Geojitmal! Kau sengaja mengunciku, dan berpura-pura tidak mengetahuinya karena kau masih marah dengan kejadian tadi sore kan! Ya kan?!," Soyeon mencengkram tangan Ji Yeon lebih kuat. "Dasar gila!!," teriak Soyeon di depan Ji Yeon.


-TBC-

PS: Foto kali ini adalah foto Ji Yeon. Karena nggak ada foto Ji Yeon yang gendut (emang aslinya Ji Yeon nggak gendut), makanya pake foto yang ini aja. Agak kecewa juga sih, karena nggak ada yang komen. Hanya ngebaca tapi nggak di komen :(. But. it's okay. Yang penting aku bisa nyelurin hobi buat nulis FF ini :)

 Thanks buat yang udah baca Part 1 nya, terus disimak ya jalan ceritanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^