Kamis, 25 Agustus 2011

[Fan Fiction] Project From Sky Part 5


See Also : [Part 1][Part 2][Part 3][Part 4]

 Author: uno_wa
Genre: Fantasy, Serial, Romance
Casts: Ji Yeon, Thunder, DongWoon, Gayoon, Jong Kook, Soyeon

Ji Yeon mengambil buku tua yang masih basah itu. "Bagaimana caranya?," tanya Ji Yeon pada dirinya sendiri. Dia ingat, buku itu harus segera di perbaiki. Ia hanya punya waktu 23 jam lagi. Di carinya hairdryer di lemarinya, tapi ia tak menemukannya. Sementara Thunder belum juga sadar. Ji Yeon sedikit putus asa. "Eomma.. apa yang harus aku perbuat?,".
TING TONG TING TONG!
            Ji Yeon membuka pintu dan melihat Dongwoon datang bersama Gayoon. "Mana Thunder?," tanya Dong Woon. "Dia di kamar. Dia pingsan setelah buku tua itu basah," kata Ji Yeon. Dong Woon dan Gayoon segera masuk ke kamar Ji Yeon. Setelah melihat Thunder terbaring tak berdaya, Gayoon seakan paham. "Sudah kuduga,". Ji Yeon segera menghampiri Gayoon, "Apa maksudmu? Kau sudah tau ini akan terjadi?," tanya Ji Yeon dengan panik. "Bukan.. aku tadi merasakan sesuatu tak beres pada Thunder. Hawanya sungguh tak enak. Makanya kami kesini," jawab Gayoon. "Jadi, apa yang harus kita lakukan?," tanya Dong Woon sambil memandang buku tua yang basah. "Kau punya hairdryer?," tanya Gayoon pada Ji Yeon. Ji Yeon menggeleng.
            "Oppa, tolong ambilkan hairdryer di rumah," pinta Gayoon pada Dong Woon. Dong Woon segera pergi. Sementara Ji Yeon mengecek panas di badan Thunder, "Tak berkurang," gumamnya kecewa. "Dia takkan sembuh bila buku itu masih basah. Buku itu sama dengan nyawanya," kata Gayoon. "Dan kalau buku ini tak kering sampai besok malam, Thunder akan menghilang dan akan masuk ke dalam neraka," kata Gayoon membuat Ji Yeon terkejut. "Neraka?," tanya Ji Yeon. Dia menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang ia dengar.
            Gayoon mengangguk, "Ya.. arwah yang semasa hidupnya selalu berbuat dosa, akan masuk ke dalam neraka. Tapi, ada satu cara yang bisa membuat nya masuk surga, yaitu menjadi journeyer seperti kami,". "Jadi, jika pekerjaan menjadi journeyer ini gagal, maka dia akan masuk neraka? Lalu bagaimana dengan yang pada masa hidupnya ia baik, tapi dia menjadi journeyer? Apakah dia akan masuk neraka juga jika gagal?," tanya Ji Yeon penasaran.
            "Dia akan masuk neraka juga. Itu lah konsekuensinya," kata-kata Gayoon seakan jarum yang menusuk ke hati Ji Yeon. Ji Yeon menatap Thunder dengan tatapan nanar. "Thunder, mianhae,".
            Dong Woon masuk ke kamar Ji Yeon dengan membawa 2 hairdryer. Gayoon segera mengambil satu, dan menyerahkan satu hairdryernya pada Ji Yeon. "Ayo, kita keringkan," kata Gayoon sambil tersenyum. Ji Yeon mengangguk, dan memulai untuk mengeringkan buku tua. Keinginannya untuk membuat Thunder kembali sadar sangat besar. "Thunder, aku akan menyelematkanmu dan buku ini," kata Ji Yeon dalam hati.
*****
            Ji Yeon masih berkutat dengan buku tua dan hairdryer. Sejak tadi malam sampai pagi, dia masih terus mengeringkan buku tua itu. "Kau sedang apa?," Ji Yeon menoleh ke sumber suara. Thunder. Dia sudah sadar. "Thunder!," Ji Yeon refleks memeluk Thunder karena senang. "Ya! Ya!," Thunder melepas pelukan Ji Yeon. Ji Yeon mengecek suhu badan Thunder, "Masih panas. Kalau begitu kau baring saja," perintah Ji Yeon. Thunder menuruti, dan kembali berbaring.
            Ji Yeon kembali menghidupkan hairdryernya, lalu mengarahkannya pada halaman buku tua yang masih basah. "Kau sedang apa?," tanya Thunder mengulang pertanyaannya. "Aku sedang mengeringkan buku tua ini, agar kau kembali pulih," jawab Ji Yeon sambil tersenyum. Tinggal 1/4 dari buku itu yang basah. "Sejak tadi malam?," tanya Thunder saat melihat kantung mata Ji Yeon yang besar seperti mata panda. Ji Yeon mengangguk. "Kau ini... bisa-bisa kau yang sakit," Thunder memperingatkan Ji Yeon.
            "Lebih baik aku sakit, dari pada buku ini tak selamat," kata Ji Yeon. "Kau tak ingin kehilanganku?," tanya Thunder. Ji Yeon jadi sedikit salah tingkah, "Aniyo.. bukan karena kau! Aku kan belum mencapai impianku!,". Thunder tak membalas, dia memperhatikan Ji Yeon yang sedang serius mengeringkan buku tua. "Gomawoyo, Ji Yeon-ah," sahut Thunder pelan.
*****
            Sudah 3 hari setelah kejadian itu. Ji Yeon dan Thunder kembali beraktivitas seperti biasa. "Soyeon eonni kabarnya gimana ya..," gumam Ji Yeon saat sedang istirahat setelah latihan. "Kau masih memikirkannya? Aku saja sudah lupa dengan nenek lampir itu," celetuk Thunder. Ji Yeon tiba-tiba menjadi cemberut, "Walaupun dia begitu, dia kan tetap eonni ku,". Thunder tak percaya, ada orang baik seperti Ji Yeon. "Apa dia sudah mau bertemu Mr. Kim?," tanya Ji Yeon lebih kepada dirinya sendiri.
            "Masih ada 11 hari lagi. Dia kan berjanji akan menemui Mr. Kim 11 hari lagi," kata Thunder. Ji Yeon menatap Thunder, "Yah.. 11 hari lagi," katanya dengan nada sedih. Seketika itu juga, mereka berdua diam, tak ada yang berbicara. Seakan berkutat pada pikiran masing-masing.
*****
            Ji Yeon berdiri di depan cermin full-body sambil memandangi bentuk tubuh dan wajahnya. "Ini aku?," tanyanya tak percaya. Badannya sudah tak gendut seperti dulu, dan dagunya membentuk huruf V. Kakinya juga tampak jenjang. Wajahnya bertambah cantik dengan double eye-lids nya. Dulu, ia pikir tak ada gunanya punya double eye-lids, tapi sekarang ia sangat bersyukur mempunyai double eye-lids yang belum tentu di miliki oleh setiap orang Korea.
            "Yeppeuda..," gumamnya pelan. "Sedang memuji diri sendiri?," Thunder berjalan ke arah Ji Yeon. Dia tersenyum melihat perubahan Ji Yeon. "Aniyo.. aku terharu, ternyata aku bisa menjadi seperti ini. Miracle," kata Ji Yeon sambil tersenyum. "Ini bukan Miracle, tapi ini semua berkat kerja kerasmu," ucap Thunder. "Ayo kita ke mall, kau perlu baju baru," usul Thunder. Ji Yeon mengangguk, kemudian mereka pergi ke mall.
*****
            Ji Yeon menenteng 2 buah kantung plastik besar. Itu semua berisi pakaian, sepatu dan kosmetik. "Kita duduk di sana dulu," kata Thunder sambil menunjuk bangku di bawah pohon besar. Ji Yeon mengikuti, ia duduk lalu meletakkan plastik besar itu di sampingnya. "Capek?," tanya Thunder. Ji Yeon tersenyum, "Aniyo.. aku senang. Ternyata aku bisa membeli barang-barang yang dulu sangat ingin aku pakai,".
            Thunder tersenyum, kemudian diam. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ji Yeon-ah, 10 hari lagi program Journey akan selesai," suara Thunder terdengar sedih. Ji Yeon hanya diam, tak merespon. "Awalnya, aku menganggapmu menyebalkan, keras kepala, dan pemalas. Tapi, lama kelamaan, pikiranku tentangmu berubah. Kau ternyata sangat baik. Kau tak pernah dendam pada orang yang telah menghinamu," kata Thunder. Dia berkata seolah mereka akan berpisah saat itu juga.
            Ji Yeon melirik Thunder, "Aku juga.. Awalnya, aku menganggapmu menyebalkan, dan hanya mengganggu hidupku. Tapi, kemudian aku baru sadar, kalau kau sebenarnya punya niat baik. Kau memang journeyer sejati," Ji Yeon tersenyum untuk menutupi perasaannya yang juga sedang campur aduk.
            "Apakah kau ada perasaan menyukaiku, dan menganggapku sebagai manusia biasa?," pertanyaan Thunder membuat Ji Yeon terkejut. Ji Yeon tak segera menjawab, dia termenung memikirkan pertanyaan Thunder. Tiba-tiba, Ji Yeon tertawa, "Hahaha.. mana mungkin, Thunder. Kau memang baik, dan aku suka sikapmu. Tapi, kau kan hantu, oh, bukan.. kau Journeyer, jadi tak mungkin aku suka padamu,". Ji Yeon terus tertawa canggung. Dia seperti berusaha menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Thunder menghela nafas panjang, "Oh..,". Ji Yeon melirik ke arah Thunder, ingin melihat ekspresi Thunder.
            Tapi, beberapa menit kemudian, Ji Yeon melihat Thunder samar-samar. Tubuh Thunder seperti transparan, "Thunder! Tubuhmu kenapa?," tanya Ji Yeon panik. Thunder menyadari tubuhnya perlahan samar-samar, dan dia akan menghilang. "Molla!," jawab Thunder sama paniknya dengan Ji Yeon. Kaki Thunder perlahan menghilang, hingga sampai ke bagian dada. Thunder berusaha mengatakan sesuatu, tapi tak ada suara yang terdengar. "THUNDER!!," Ji Yeon berteriak saat ia tak melihat lagi sosok Thunder.
            Pikiran Ji Yeon tiba-tiba kosong. Hal yang tak terduga telah terjadi pada Thunder. "Thunder...," gumam Ji Yeon lirih. Perlahan, air matanya jatuh. Ji Yeon menangis.

-TBC-
Diharapkan komentar-komentarnya :)

2 komentar:

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^