Selasa, 28 Juni 2011

[FanFiction] Project from Sky Part 1

Annyeong... uno_wa kembali dengan FF series terbaru.. Aku berharap, FF ini bisa selesai seperti FF Friendship, Love and Destiny. Dan ini juga FF pertama ku yang bergenre .. um.. apa ya.. magic mungkin,, atau fantasy.. yah, gitu deh

Yang penasaran dengan ceritanya (nggak ada ya.. T.T), silahkan di baca :)


Author: uno_wa
Genre: Fantasy (?), Romance
Casts:
Ji Yeon (T-ara)
Thunder a.k.a. Cheondung (MBLAQ)
Soyeon (T-ara)
Jessica (OC) -bukan Jessica SNSD-
Chang Ryul (OC)
Mr. Kim (OC)


Ji Yeon POV
    Gendut, jelek, lambat, bodoh, kuno, dan kata-kata penghinaan lainnya, mungkin terdengar agak kasar. Tapi, tak begitu denganku. Aku sudah biasa mendengar kata-kata itu, apalagi di tujukan padaku. "Ya! Neo baboya! Cepat ambil semua barang-barang menjijikkan itu, dan pergi dari sini!," seseorang berteriak padaku. Aku tahu, tak seharusnya aku duduk disini. Aku segera membereskan kotak bekalku, mengambil tas, dan beranjak dari tempat duduk. PRANG!!
    Semua mata tertuju padaku sekarang, bukan karena aku cantik ataupun terkenal. Tapi, karena mereka ingin melihatku kembali di siksa. Aku terduduk di lantai, tak mampu berdiri karena tubuh ku yang berat ini. Kakiku terasa sakit, sepertinya tadi aku tersandung sesuatu. "AISH!!," seorang yeoja mengumpat saat melihat makan siangku jatuh tepat di sepatunya. "Ya! Apa-apaan ini! Berani-beraninya makanan kampungan ini mengotori sepatuku!," dia berteriak di hadapanku, sambil memandang jijik makananku yang tumpah. Aku hanya bisa diam, seberapapun aku membela, aku tetap tak kan menang. Aku tahu itu.
    "Ya, Park Ji Yeon! Ini semua karena ulahmu! Sepatu seorang Queen sekolah ternodai, karena orang gendut sepertimu!," Chang Ryul berkacak pinggang di hadapanku. "Kau!," dia mengacungkan telunjuknya ke arahku,

"Bersihkan semua ini! Dan tunggu kami sepulang sekolah! Ara?!!,". Aku hanya mengangguk, dan mulai memunguti butir demi butir nasi, dan lauk pauk yang tumpah. "Jangan ada yang membantunya!," Jessica, yang mendapat gelar Queen, memperingatkan semua orang yang ada di kantin untuk tidak membantuku. Dia kemudian pergi dari kantin bersama rombongannya dan keadaan menjadi sunyi. Aku menghela nafas panjang, tanpa banyak mengeluh.
*****
Author POV
    Ji Yeon berjalan tertatih-tatih menuju pemberhentian bus yang cukup jauh dari sekolah. Dia merasa sangat kesulitan untuk berjalan, karena selain tubuhnya yang gemuk, kakinya juga terkilir setelah disiksa oleh Jessica dan rombongannya. Tak ada yang membantunya. Semua orang di sekolah itu, merasa sangat takut pada Queen sekolah. Mereka tak mau merasakan penderitaan seumur hidup. "Uh... Berapa jauh lagi?," keluh Ji Yeon pada dirinya sendiri.
    Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ji Yeon menoleh ke belakang, dan kemudian di dapatinya seorang pak tua. "Nak, bisa membantu bapak?," tanya pak tua itu memelas. Ji Yeon merasa kasihan, dan berniat untuk menolong pak tua itu. Tapi, dia teringat pada kakinya yang luka. "Bantu apa, pak?," tanya Ji Yeon. Dia berharap, pak tua itu tak meminta bantuan untuk menyebrang, karena saat ini kakinya pun perlu di tolong. Pak tua itu memperhatikan kaki Ji Yeon. "Ayo, kita duduk dulu. Sepertinya kakimu terluka," ajak pak tua itu sambil menuntun Ji Yeon duduk. "Ah- pak. Jangan menuntun saya. Saya jadi malu sama bapak," Ji Yeon melepaskan tangannya dari pak tua, dan berganti menuntunnya.
    "Kamu mau membeli buku tua ini?," pak tua itu menyodorkan sebuah buku tua yang sedikit berdebu.

Ji Yeon POV
    Buku tua itu di sodorkan padaku. Sekilas, buku itu tampak tak menarik bagiku. Tapi, setelah diperhatikan, buku itu cukup menarik, dan cantik. Sampul buku itu berwarna cokelat yang sudah kusam dan berdebu. Aku memegang buku tua itu, dan mencoba membersihkan debu yang tersisa. Samar-samar, aku melihat sebuah tulisan. "Ini apa?," gumamku pelan. Aku mencoba membaca tulisan itu, "J-O-U-R-N-E-Y?,". "Itu hanya sebuah tulisan, tak bermakna apa-apa," kata Pak tua. Um, hanya tulisan biasa. "Ini, harganya berapa, pak?," aku bermaksud untuk menolong pak tua. "Tidak perlu di bayar sekarang. Aku akan datang, ketika kamu sudah sukses. Pada saat itu lah, aku meminta bayarannya," Pak tua itu membuatku bingung. Sukses? Bertemu lagi? Bagaimana bapak ini bisa yakin kalau kami akan bertemu lagi. "Yakin saja, kita pasti akan bertemu," ucapan Pak tua itu seperti tau apa isi hatiku saat ini. Aku tak bisa berkata apa-apa. Ini sungguh aneh.
*****
Author POV
    "Aku pulang~," Ji Yeon melepaskan sepatunya, lalu langsung naik ke lantai atas. Dia berjalan pelan ketika melewati kamar eonni nya. "Si gendut itu baru pulang. Apa sih yang dia kerjakan di sekolah?," suara Soyeon eonni terdengar dari kamarnya. Ji Yeon hanya bisa mengelus dada mendengar ucapan eonni nya itu. "Aku sudah muak tinggal bersamanya!," Soyeon sedikit berteriak. Tampaknya ia sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
    Ji Yeon segera masuk ke kamarnya, dan mengunci pintu kamar. Setelah mengganti baju, ia duduk di meja belajarnya yang menghadap jendela. Dari sana, dia bisa melihat sungai Han pada malam hari. Itu adalah salah satu faktor yang membuat ia betah tinggal di kamar itu. "Apa sebaiknya aku pindah dari sini?," tanya Ji Yeon pada dirinya sendiri saat ia mengingat ucapan Soyeon tadi. Ji Yeon menggelengkan kepalanya, "Ani.. aku tak boleh pisah dengan eonni. Aku harus tetap menepati janji dengan eomma,".
    Drrt..Drrt.. 'Seowoneul Maraebwa'. Handphone Ji Yeon berdering. Dia mencari handphonenya yang terselip di antara buku-buku di dalam tasnya. Tapi, yang di dapatnya malah buku tua. "Haduh, dimana handphoneku?," Ji Yeon meletakkan buku tua itu di mejanya, lalu segera mencari handphonenya yang masih berdering. "Ya! Diam!," Soyeon berteriak dari kamarnya. Pada akhirnya, Ji Yeon mendapatkan handphonenya, dan segera mengangkat teleponnya, tanpa tau siapa yang memanggil.
    "Yeoboseyo," sapa Ji Yeon. "A-a-aniyo," kata Ji Yeon gugup. Ekspresi mukanya tampak terkejut. "Ah- Ne, akan saya sampaikan," Ji Yeon mematikan handphonenya, tatapannya kosong seketika.
*****
    "Mwo? Harta warisan?," Soyeon terkejut saat sarapan dengan Ji Yeon. "Ne, eonni. Mr. Kim, sekretaris eomma dulu, meneleponku tadi malam," jawab Ji Yeon. "Cih," Soyeon berdecak, "Kenapa harus kita berdua? Aku pikir, aku sudah tak dianggapnya lagi sebagai anak. -Dan aku akan tetap berfikir seperti itu-,". Ji Yeon merasa bersalah dengan Soyeon. Ia tahu, selama ini Soyeon selalu di anak tirikan oleh eommanya. Dia sadar, Soyeon iri padanya. "Eonni.. jangan bicara seperti itu," kata Ji Yeon pelan. "Oh, ya.. jangan pernah panggil aku 'eonni'. Aku tak sudi kau memanggilku 'eonni'," Soyeon mengacungkan telunjuknya pada Ji Yeon.
    "Mr. Kim ingin bertemu kita besok. Dia akan datang dan membacakan segala yang di wasiatkan oleh eomma," kata Ji Yeon melanjutkan pembicaraan tadi. Soyeon berpura-pura tak mendengar, dan melanjutkan makan. "Ku mohon, eonni hadir besok," Ji Yeon berbicara pelan. PAKK! Soyeon memukul meja, lalu meninggalkan meja makan. "Ternyata kau memang menyebalkan! Selamanya menyebalkan!,".
*****
    Setelah pulang sekolah, Ji Yeon masuk ke kamar, dan langsung duduk di meja belajar. Dia tiba-tiba teringat dengan buku tua yang ia dapatkan kemarin. Dia bermaksud untuk menulis unek-uneknya. Saat ia membuka buku tua itu, tiba-tiba seberkas cahaya muncul. Ji Yeon menutup matanya karena silau. Beberapa menit kemudian, cahaya itu menghilang dan kini Ji Yeon tulisan di buku itu.

JOURNEY
Selamat datang di dunia ‘JOURNEY’. Anda adalah salah satu orang yang beruntung. Dimana melalui buku ini, permohonan anda akan terkabul. Peraturan selanjutnya, ada di halaman selanjutnya.

    “Permohonan terkabul?,” Ji Yeon tak percaya. Dia menganggap hal itu hanya main-main, tapi tetap saja penasaran. Akhirnya, dia membuka lembar ke-2.

JOURNEY RULES
1. Tuliskan biodata lengkap anda di halaman ke-3
2. Tuliskan 1 permohonan anda di halaman ke-4
3. Journeyer akan membantu anda dalam mencapai impian anda selama 30 hari
4. Ingat! Permohonan terkabul tidak secara instan
5. Catatan penting! Jika buku ini di ketahui oleh orang lain, Journey tidak akan berfungsi lagi
6. Jika buku ini rusak, dalam waktu 24 jam, harus segera diperbaiki. Bila tidak, maka konsekuensinya sama dengan poin ke-5
7. Informasi lebih lanjut, tanya pada Journeyer

    “Jinjayo?,” Ji Yeon masih tak percaya. Dia masih tak mengerti dengan maksud dari semua itu. “Journeyer? Instan?,” tanya Ji Yeon entah pada siapa, dengan nada bingung. Dia mengikuti petunjuk pada halaman ke-2. Pertama, di buatnya biodata diri, kemudian pada halaman ke-4, di tulisnya sebuah permohonan.
    Setelah itu, ia menutup buku itu. “Sungguh konyol,” gumamnya pelan. Tapi, tiba-tiba ia terkejut karena buku tua itu terbuka dengan sendirinya. Hampir Ji Yeon berteriak, ketika seseorang mendekap mulutnya. “Ssshh.. diam. Jangan berisik!,” seseorang yang mendekap mulut Ji Yeon berbicara dengan pelan. Ji Yeon mengacungkan jempolnya, lalu akhirnya ia bisa terlepas dari dekapan itu.
    “Nu.. nuguseyo?,” tanya Ji Yeon sedikit takut, karena tiba-tiba di kamarnya ada seorang namja yang tak ia kenali. “Bukankah kau yang memanggilku, gadis buruk rupa?,” namja itu balik bertanya. Ji Yeon mundur menjauhi namja itu, “A.. aku, aku hanya menuruti apa yang di perintahkan di buku tua itu!,” dia menunjuk ke arah buku tua.
    “Oh, jadi kau belum tau apa-apa,” namja itu seperti mengerti dengan apa yang terjadi. Ia membuka bungkus snack yang ada di meja belajar Ji Yeon, duduk di kasur Ji Yeon, lalu memakan snack itu dengan santai. “Nuguseyo? Kenapa kau bisa ada di sini tiba-tiba?,” tanya Ji Yeon lagi. Dia tak beranjak dari tempat nya berdiri.
    “Aku Thunder, Journeyer,” jawab namja bernama Thunder itu dengan santai. “Thunder? Journeyer? Maldo andwae!,” sahut Ji Yeon tak percaya. “Kau.. ke sini!,” Thunder menepuk-nepuk kursi di depannya. Ji Yeon menggeleng keras. “Aku tak tertarik padamu, gadis buruk rupa. Jadi tenanglah,”
    “Park Ji Yeon, bukan gadis buruk rupa,” Ji Yeon mengoreksi. Perlahan dia melangkah mendekat dan akhirnya duduk di depan Thunder.
    “Apa permohonanmu?,” Thunder mulai angkat bicara. Ji Yeon sedikit ragu berbicara pada makhluk misterius itu. “Aku ingin bisa menjadi cantik, dan langsing. Itu permohonanku,”. Ji Yeon melirik sesekali ke Thunder, merasa hal ini seperti mimpi.
    “Kau hantu?,” tanya Ji Yeon penasaran. Thunder mengangguk, “Bukan. Aku seorang Journeyer. Yah, bisa dibilang, aku ini sebagai pengabul permohonan yang di utus dari langit,”. Ji Yeon hanya ternganga tak percaya. “Apa kau sudah mengerti dengan peraturan JOURNEY?,” tanya Thunder.
    Ji Yeon menggeleng, dia benar-benar tak paham. “Oke, akan aku jelaskan. Permohonanmu bisa terkabul dengan program kahyangan JOURNEY ini,” Thunder mulai menjelaskan. “Lalu, apa artinya tidak secara instan? Apakah itu artinya tidak akan terkabul dalam sekejap?,” Ji Yeon tampaknya mulai tertarik dengan program kahyangan itu.
    “Yap! Jadi, keinginanmu akan terkabul, karena kau sendiri yang berusaha,” Thunder bertepuk tangan dan tersenyum. “Huh?! Jadi apa gunanya ada program ini?,”.
    Thunder mengeluarkan sesuatu dari tuksedo nya. Peluit. Dia meniupkan peluit itu sekeras-kerasnya, sampai Ji Yeon menutup telinganya. “Soyeon eonni! Soyeon eonni pasti dengar! Oh, eotteohkae?,” Ji Yeon menjadi panik.
    “Tenang.. tenang.. Yang bisa melihat dan mendengarkan segala sesuatu dariku, hanya kau,” Thunder membuat Ji Yeon menjadi lebih tenang. Ia mencoba rileks kembali. “Apa maksudmu meniup peluit itu?,”
    “Kau ini, benar-benar banyak tanya ya..,” Thunder tampaknya sudah agak bosan dengan segala pertanyaan Ji Yeon. Ji Yeon hanya menunduk.
    “Baiklah, aku akan menjelaskan secara detail. Kau mempunyai keuntungan jika memakai program ini. Walaupun kau akan berusaha sendiri dalam mencapai impianmu, tapi aku akan terus memantau. Jika kau lalai, aku akan mengingatkan, dan aku punya kekuatan yang bisa memudahkanmu dalam mencapai impianmu itu. Masa program ini adalah 30 hari. Jadi, selama 30 hari, aku akan membantumu,” Thunder berkata panjang lebar.

TBC---

Hmm.. mungkin ada beberapa karakter yang belum muncul disini.. Tapi tenang, karakter itu akan muncul pada part 2. :)
PS: Aku suka banget dengan foto di atas.. kekekeke #plakkk.. (muji sendiri). Itu tuh si Thunder a.k.a. Cheondung a.k.a. Journeyer. Imut deh dia.. hohoho..
Makasih buat yang mau baca.. Kalo sempat di komen.. Aku nggak maksa kok buat komen.. :)

2 komentar:

  1. iyaaa journeyer nya imut banget :3
    haha program khayangan XD wawa emg kreatif ;)
    semoga programnya sukses deh, biar eonninya jiyeon ga menghina dia lagi :)
    good luck for jiyeon (?)

    BalasHapus
  2. Makasih udah komen ghe :)

    iya.. jahat banget eonni nya itu..
    entar dapet karma baru tahu rasa.. hoho

    BalasHapus

Kalian sudah membacanya? Saran? Kritik?
Silahkan tulis komentar kalian ^^

Hargai karya author disini dengan komentar-komentar kalian ^^